Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penangkaran Teritip, Sensasi Menonton Buaya Raksasa dari Jarak Dekat

Kompas.com - 29/06/2017, 10:15 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Belasan kandang kecil di sebuah lorong panjang di area penangkaran buaya di Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Balikpapan, Kalimantan Timur, menjadi salah satu bagian paling menarik.

Pengunjung penangkaran bisa melihat buaya ukuran 1-2 meter dari jarak kurang dari 2 meter saja.

Tiap kandang berisi puluhan buaya di dalamnya. Memotret dari dekat, sambil sedikit menjulurkan kamera ke dalam kandang, memuaskan minat mendapat sudut foto terbaik pemandangan buaya yang tengah pasif.

"Lebih baik tidak terlalu dekat. Buaya bahkan bisa berdiri (di dinding) dengan ekornya. Kita melihatnya dari jarak aman saja," kata Imam Rohim, karyawan bagian Pemeliharaan Satwa Penangkaran Teritip, Selasa (27/6/2017).

(BACA: Tantangan Berenang Bersama Buaya, Berani Coba?)

Penangkaran buaya Teritip satu-satunya di Balikpapan. Tempat ini memiliki 1.500 buaya dengan 60 persen adalah betina.

CV Surya Raya, pengelola penangkaran, menatanya dalam blok-blok kandang berdasar umur indukan atau anak. Setiap blok dikelilingi pagar dinding bata tanpa atap.

(BACA: Aneka Wisata Religi dan Kuliner di Kaltim Saat Ramadhan)

Tinggi dinding antar 1,5 - 2 meter, sehingga memudahkan pengunjung melongok ke dalam, meski tiap blok kandang punya lubang intai untuk pengawasan.

KOMPAS.com/DANI JULIUS ZEBUA Penangkaran buaya di Kelurahan Teritip di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (27/6/2017). Selain sebagai tempat pembiakan buaya juga jadi destinasi alternatif wisatawan. Pda libur lebaran 2017 tercatat lebih dari 400 pengunjung dalam sehari. Ini salah satu lorong di mana terdapat belasan kandang yang dibatasi dinding setinggi dagu orang dewasa. Pengunjung jadi leluasa melihat buaya dari dekat.
Kandang buaya anak-anak dan remaja berisi puluhan buaya. Sementara indukan, ada yang 20 ekor induk usai lebih 20 tahun, dengan empat di antaranya jantan. Dalam kandang indukan bisa dilihat buaya dengan bobot sampai 500-an kilogram dengan panjang 5 meter.

Juga ada kandang alami untuk 60 buaya yang dipelihara secara liar di alam terbuka. Mereka tumbuh liar.

Hampir semuanya adalah buaya muara, jenis buaya terbesar di dunia. Dinamai demikian karena habitat hidupnya di sungai-sungai dan di dekat laut (muara). "Meski ada yang lain berupa belasan buaya supit dan beberapa buaya air tawar dengan ukuran raksasa," kata Imam.

Penangkaran ini sejatinya berdiri untuk memenuhi permintaan kulit buaya dan bagian-bagiannya yang permintaannya datang dari dalam dan luar negeri. Karena itu, tempat ini digunakan selain untuk menangkar juga mengembangbiakkan buaya. Penangkaran buaya Teritip berawal dari hobi si pemilik.

Sebagai penyuka atau hobi reptil, ia mendatangkan 120-an buaya anakan usia 2 tahun dari penangkaran buaya di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, pada tahun 1990. "Inilah cikal bakal induk buaya Teritip," kata Imam.

Pemilik kemudian ingin menutup hobinya sekitar 3 tahun kemudian. Namun, warga sekitar justru menginginkan agar penangkaran tetap ada, karena mereka merasa terhibur. Warga mengusulkan penangkaran bisa juga jadi tempat wisata. Usul pun diterima.

Jadilah Penangkaran Buaya Teritip sebagai bagian dari salah satu obyek wisata Kota Balikpapan. Penangkaran terus tumbuh dan dikelola lumayan baik dan rapi. Cukup aman meski terkesan bukan kebun binatang profesional.

KOMPAS.com/DANI JULIUS ZEBUA Penangkaran buaya di Kelurahan Teritip di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (27/6/2017). Selain sebagai tempat pembiakan buaya juga jadi destinasi wisata.
"Mereka diberi makan ikan maupun ayam. Jumlahnya kini bisa 150 kilogram sekali makan," katanya.

Dalam perjalanannya, penangkaran terus berkembang. Buaya diambil kulitnya untuk diekspor. Rata-rata 300-400 ekor kulit buaya diekspor hingga Eropa.

Selebihnya, dijual baik berupa daging buaya yang sudah masak, minuman berenergi dari alat vital buaya, pernak pernik, hingga kerajinan kulit buaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com