Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keraton Sumenep, Destinasi Wisata Sejarah yang Wajib Dikunjungi

Kompas.com - 03/07/2017, 11:56 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Museum Keraton Sumenep, Madura merupakan salah satu destinasi wisata sejarah yang ramai dikunjungi wisatawan saat libur Lebaran 2017.

Kepala UPT Museum Keraton Sumenep, Muhammad Erfandi mengatakan, sejak libur lebaran, terhitung sejak Senin (26/6/2017), jumlah wisatawan yang memadati museum tersebut sebanyak 400 orang per hari.

Jumlah itu naik tajam dibandingkan dengan kunjungan wisatawan pada hari biasa yang hanya mencapai 100 orang per hari. "Wisatawan ingin melihat peninggalan sejarah secara langsung. Karena satu-satunya Museum Keraton di Jawa Timur ya di Sumenep ini," katanya, Minggu (2/7/2017).

(BACA: Liburan ke Sumenep? Coba Pilihan Aktivitas Ini...)

Menurut Erfandi, rata-rata wisawatan yang datang ke museum itu berasal dari empat daerah di Madura yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep sendiri. Ada juga wisatawan dari luar Pulau Madura yang kebetulan sedang mudik ke Madura. "Mereka kan mudik, jadi langsung ke sini," katanya.

(BACA: Melancong ke Gili Iyang, Pulau Awet Muda di Sumenep)

Ada lima komplek bangunan di lokasi tersebut. Terdiri dari empat bangunan keraton dan satu Pemandian Putri Taman Sare.

KOMPAS.com/ANDI HARTIK Sejumlah wisatawan cuci muka di pemandian Taman Sare Kraton Sumenep, Minggu (2/7/2017). Cuci muka di pemandian itu diyakini dapat membuat awet muda dan didekatkan dengan jodoh.
Biasanya, wisatawan memulai kunjungannya dari museum yang ada di sebelah selatan. Di sana, terdapat daftar nama-nama Raja dan Bupati Sumenep. Mulai dari masa kepemimpinan Arya Wiraradja atau Banyak Wedi di tahun 1269 hingga 1292.

Selanjutnya masa kepemimpinan Pangeran Djokotole, kemudian Tumenggung Tirtonegoro atau Bindara Saod tahun 1750-1762 sampai bupati saat ini. "Memperkenalkan secara lebih dekat dan melihat langsung peninggalan-peninggalan raja terdahulu," jelasnya.

Di museum itu juga terdapat kereta kebesaran Arya Wiraradja yang usianya sudah hampir 1.000 tahun. Arya Wiraradja memimpin Sumenep di akhir pemerintahan Kerajaan Singasari dan membantu pembentukan Kerajaan Majapahit.

Namun demikian, kebanyakan benda bersejarah yang ada di dalam museum itu adalah peninggalan Sultan Abd Rachman, cucu Bindara Saod yang memimpin di abad ke-18, mulai tahun 1811-1854.

Di antaranya ada Al Quran yang ditulis dalam semalam oleh Sultan Abd Rachman dan kereta kuda hadiah dari Kerajaan Inggris. "Sultan Abd Rachman juga yang menerjemahkan bahasa sanksekerta. Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris," katanya.

KOMPAS.com/ANDI HARTIK Seorang wisatawan saat mengintip kamar tidur raja-raja Sumenep dari balik jendela kaca di Keraton Sumenep, Minggu (2/7/2017). Ruangan tersebut tidak boleh dimasuki oleh wisatawan. Wisatawan hanya bisa mengintip dari balik jendela kaca.
Tidak semua bangunan keraton boleh dikunjungi oleh wisatawan. Bangunan yang menjadi tempat tidur para raja dibiarkan tertutup. Wisatawan hanya diizinkan melihatnya dari luar dengan cara mengintip di jendela kaca.

Terakhir wisatawan diarahkan ke Taman Sare. Biasanya, wisatawan cuci muka di taman yang disebut sebagai tempat pemandian Potre Koning itu. Diyakini, air yang terdapat di kolam itu bisa membuat awet muda dan didekatkan dengan jodoh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com