DENPASAR, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Bali terus melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki serta mengembangkan pariwisata di Bali guna mendukung target 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019.
Dalam mewujudkan hal tersebut, berbagai upaya telah dilakukan, di antaranya mempersiapkan beberapa program untuk meningkatkan sebaran wisatawan baik domestik maupun mancanegara di semua kabupaten/kota, termasuk juga investasi sehingga ada pemerataan kesejahteraan.
(BACA: Jatiluwih di Bali yang Dikunjungi Obama Bukan Sawah Biasa)
Namun usaha untuk mengembangkan pariwisata Bali agar terus menjadi lebih baik tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah semata, melainkan dibutuhkan peran masyarakat dan para pelaku pariwisata.
(BACA: Berguru kepada Bali...)
Untuk itu, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang didampingi Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniarta Putra mengumpulkan sejumlah tokoh pariwisata untuk duduk dan diskusi bersama dalam membahas perkembangan pariwisata Bali ke depan.
Dalam diskusi yang berlangsung selama dua jam itu, Sudikerta menginginkan agar sektor pariwisata Bali tetap eksis dan secara ekonomis mampu memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Terkait dengan harapan tersebut, Sudikerta menekankan agar pelaku pariwisata lebih mengantisipasi perubahan situasi sehingga dapat mengambil langkah-langkah untuk menghadapi makin ketatnya persaingan.
Jika tidak peka, wagub khawatir suatu ketika Bali akan tertinggal.
“Untuk itu saya harap dalam diskusi kita kali ini dapat muncul ide-ide brilian dalam mengembangkan pariwisata Bali, baik dari segi infrastruktur maupun penambahan destinasi baru sehingga tidak ada kesan menoton dalam perkembangan pariwisata Bali. Suatu pembaruan juga dapat memberikan daya tarik yang baru bagi wisatawan agar mereka tidak cepat berpaling ke daerah lain,” ujar Sudikerta.
Terkait dengan pemerataan pembangunan, Sutawa mengusulkan agar pemerintah segera membangun akses penghubung antara Bali utara dengan Bali selatan. Selanjutnya membangun destinasi wisata baru di Bali utara sehingga wisatawan tidak hanya terpusat di Bali selatan semata.
Ia juga mengatakan perkembangan hotel di Bali juga semakin pesat dan menimbulkan berbagai dampak diantaranya adalah kemacetan.
Untuk itu Sutawa meminta pemerintah melakukan riset terkait daya tampung dan berapa sebenarnya Bali membutuhkan hotel agar tidak terjadi kelebihan kapasitas pembangunan hotel di Bali.
Lebih jauh, sejumlah praktisi dan pelaku pariwisata yang hadir memberi pandangan mereka terkait upaya untuk menghadapi persaingan.
Mereka sepakat bahwa Bali harus tetap konsiten dan lebih serius menggarap wisatawan berkualitas agar mampu memenangkan persaingan. (Tribun Bali)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.