Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

105 Kuda Keliling Kota Jadi Tontonan Warga Majene, Sulawesi Barat

Kompas.com - 07/07/2017, 20:04 WIB
Junaedi

Penulis

MAJENE, KOMPAS.COM - Ratusan kuda pattuddu yang mengikuti atraksi pertunjukan menari sambil berkeliling kota dan lorong kampung, menjadi tontonan bagi ribuan warga Kota Majene, Sulawesi Barat, Jumat (7/7/2017).

Tradisi arak-arakan kuda menari ini akrab disebut Sayyang Pattuddu. Kuda-kuda yang mahir menari mengikuti irama tabuhan rebana ini ditunggangi seorang bocah yang telah sukses menamatkan bacaan Al Quran dengan baik dan lancar.

Tradisi khas Mandar ini terus dilestarikan, bahkan dijadikan ajang wisata tahunan untuk menarik minat wisatawan. Sebanyak 105 kuda menari di Kecamatan Tammero'do Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, meriahkan perpisahan sekolah sekaligus khataman Al Quran secara massal.

Menungang kuda sambil dihiasi bak raja dan ratu sambil ditonton ribuan warga di sepanjang jalan menjadi kebanggaan tersendiri bagi para siswa. Setiap kuda terlatih ini dipandu seorang pawang.

Ratusan kuda yang menggelar atraksi pertunjukan menari sambil berkeliling kota menjadi tontonan warga kota Majene, Sulawesi Barat, Jumat (7/7/2017). KOMPAS.COM Ratusan kuda yang menggelar atraksi pertunjukan menari sambil berkeliling kota menjadi tontonan warga kota Majene, Sulawesi Barat, Jumat (7/7/2017).

Setiap kuda diiiringi grup rebana dan "pakkalindagdag", atau sastarawan mandar yang mahir melantunkan bait-bait sajak bertema cinta hingga pujian kepada Sang Pencipta.

Irwan, penggiat kebudayaan Majene menyebutkan bahwa atraksi kuda Sayyang Pattudduk yang digelar secara massal setiap tahunnya ini adalah bagian dari upaya melestarikan budaya khas Mandar.

Tradisi ini juga berperan dalam memotivasi semangat belajar anak-anak atau santri agar lebih giat memelajari bacaan Al Quran agar kelak setelah khatam bisa diarak keliling kampung dengan bangga menggunakan kuda menari.

“Ini tradisi tahunan yang sudah jadi agenda pariwisata Majene. Ajang ini juga untuk memotivasi anak-anak agar lebih giat belajar baca tulis Al Quran,” ujar Irwan.

Tradisi Sayyang Pattudu yang selalu disambut meriah warga Majene sebagai ajang wisata dan hiburan setiap tahunnya. Tidak heran, perayaan budaya lokal Mandar ini selalu dipadati pengunjung baik dari lokal maupun luar daerah.

Animo masyarakat membuat jalan Trans Sulawesi macet total sekitar dua jam lamanya. Perayaan budaya ini diharapkan menjadi budaya khas Mandar yang harus tetap dilestarikan agar tidak tergerus zaman modern.

Hal ini dilakukan agar budaya Mandar yang dikombinasikan dengan budaya islami ini tetap bisa dinikmati masyarakat dan menjadi ikon budaya Mandar di Sulawesi Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com