Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Budaya Penyumbang Terbesar Sektor Pariwisata

Kompas.com - 11/07/2017, 19:03 WIB
Lisa Viranda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Silaturahmi Nasional (Silatnas) Raja dan Sultan Nusantara kelima akan dilaksanakan pada 26 - 30 Juli 2017 di Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta. Dalam acara tersebut akan diproklamirkan lima butir komitmen yang telah disepakati bersama. Salah satunya terkait kontribusi pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi guna pemeliharaan dan perawatan bangunan keraton dan kesultanan di beberapa daerah di Tanah Air.

"Rumah adat dan berbagai peninggalan kerajaan butuh perawatan. Namun kami seringkali tidak berkemampuan sehingga mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah dalam hal pemeliharaan dan perawatan peninggalan kerajaan serta untuk melaksanakan ritual-ritual tertentu," ujar Sekjen Badan Pengurus (BP) Silatnas Raja dan Sultan Nusantara, Upu Latu ML Benny Ahmad Samu-Samu di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta, Selasa (11/07/2017).

Perhatian terhadap peninggalan fisik berupa bangunan keraton dan kesultanan memang perlu ditingkatkan. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara (Deputi BP3N) Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Esthy Reko Astuti, mengatakan bahwa peninggalan-peninggalan tersebut menjadi bagian dari atraksi serta daya tarik bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.

"Keunggulan pariwisata Indonesia bertumpu pada potensi budaya mendapat porsi paling besar yaitu 60 persen, potensi alam sebesar 35 persen, dan diikuti dengan potensi buatan manusia yang mendapat porsi sebesar 5 persen," tambahnya.

Potensi budaya yang dikembangkan berupa wisata warisan budaya dan sejarah, wisata belanja dan kuliner, serta wisata kota dan desa. Sedangkan pengembangan dalam potensi alam adalah terkait produk wisata bahari, wisata ekologi dan wisata petualangan.

Berbeda dengan potensi buatan manusia yang fokus pada pengembangan wisata MICE, wisata olahraga, dan objek wisata yang terintegrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com