"Peningkatan 10 persen setiap tahunnya dalam lima tahun ini. Tahun kemarin jumlah pengunjung mencapai 26 ribu orang. Kali ini rata-rata per hari 70 orang datang berkunjung. Untuk libur lebaran mencapai 500 orang per hari. Dari luar kota mendominasi," imbuh Elya.
Sayangnya destinasi yang memesona ini tak dibarengi dengan fasilitas-fasilitas penunjang yang memadai. Beberapa gazebo ala kadarnya yang tersedia sudah tak lagi layak. Gazebo telah rusak dan usang dimakan usia.
Jembatan bambu sebagai sarana menuju lokasi letupan juga sudah hancur sana-sini. Terlebih, banyak sampah berserakan yang ditemukan. Mushola hingga MCK juga kurang dipercantik.
"Seharusnya ada penghijauan di sini biar pengunjung tidak kepanasan. Lihat saja tak ada pepohonan. Serahkan pada profesional di bidangnya pasti bisa. Gazebo juga sudah tak bisa dipakai. Miris melihatnya. Obyek wisata andalan dan menakjubkan ini telah terlupakan," tutur Noer Cholis, pengunjung asal Kota Purwodadi.
Kepala UPTD Obyek Wisata Disporabudpar Kabupaten Grobogan, Sriyono, menjelaskan, pihaknya sudah berupaya mengajukan anggaran untuk memaksimalkan fasilitas penunjang Bledug Kuwu. Hanya saja, hal itu belum terealisasi.
"Semoga saja segera diperhatikan mengingat wisata ini adalah andalan Grobogan," tutur Sriyono.
Hasil penelitian, jelas Sriyono, secara geologi apa yang terjadi pada Bledug Kuwu adalah suatu proses alam yang disebut fenomena Gunung Api Lumpur (Mud Volcanoes). Sebuah fenomena ekstrusi cairan seperti hidrokarbon dan gas seperti methane. Ekstrusi adalah aktivitas gerakan cairan untuk mencapai permukaan.
"Suhu Mud Volcano ini lebih rendah tak mengeluarkan magma. Material yang dikeluarkan seperti butiran sangat halus yang tersuspensi dalam cairan, seperti air atau hidrokarbon. Dengan temperatur mendapatkan tekanan sedimen yang menghasilkan gas methane dengan sedikit kandungan karbondioksida dan nitrogen," jelas Sriyono.
Fenomena unik lain dari Bledug Kuwu adalah air yang terkandung dalam lumpur tersebut ternyata mengandung garam. Hal ini menjadi menarik lantaran lokasi Bledug Kuwu ini berlokasi sangat jauh dari laut.
Oleh warga setempat, dijadikan ladang penghasilan dengan cara membuat garam melalui cara tradisional. Air semburan lumpur yang mengandung garam oleh penduduk dialirkan melalui parit buatan dan ditampung pada sebuah kolam.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.