JAKARTA, KOMPAS.com – Bakso menjadi salah satu kuliner Indonesia yang kian terkenal di dunia internasional. Selain pernah disebut oleh Barack Obama, presiden ke-44 Amerika Serikat, juga karena kiprah para ekspatriat Indonesia yang tersebar di mancanegara.
Salah satunya seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berhasil membuat bakso tersebar di seluruh penjuru Korea Selatan. Ialah Subandi, seorang TKI yang sejak tahun 1999 mengadu nasib di 'Negeri Ginseng'.
(BACA: Kisah Perjuangan di Balik Terciptanya Tren Bakso Beranak)
Lima tahun menjadi buruh di perusahaan mebel membuatnya berpikir untuk meningkatkan taraf hidupnya di negeri orang. Ia mulai mencoba meracik olahan daging sepulang kerjanya pada malam hari.
Bermodal Rp 2,3 juta yang hanya sama dengan 200 Won tahun 2014, ia membeli modal satu kilo daging untuk coba diracik menjadi bakso. Bukan tanpa halangan, dengan modal minim juga pengetahuannya tentang bakso yang minim, membuatnya hampir putus asa.
(BACA: Bakso Bom yang Bikin Keringetan, Berani Coba?)
Sempat ia pulang ke Indonesia untuk mempelajari bakso, tetapi tak ada satu pun pembuat bakso yang mau memberikan ilmunya. Terkadang juga ia pulang karena sakit, harus berbagi waktu istirahat dengan meracik bakso, juga kerja sebagai buruh.
Ia mengaku melihat peluang di Korea, harga daging ayam dan sapi termasuk murah. Ia pun memilih bakso sebagai olahan daging yang sering ia temui di Indonesia.
“Selama satu tahun nyari-nyari resep, nyoba sepulang kerja, minta tolong temen cicipin, trial and error sampe akhirnya lumayan enak,” terang pria asal Lampung itu.
Kesulitannya tak sampai di situ, bakso yang sudah jadi sering kali tidak laku, dan harus dimakan sendiri atau dibagi-bagikan pada TKI lainnya. Ia mencoba berjualan di tenda-tenda pinggir jalan.
Orang-orang sangat meragukan baksonya, bahkan WNI pun meragukan kehalalan baksonya. Saat kehabisan akal, ia pun sering meminta orang-orang yang lewat untuk memakan baksonya.
Ia mengaku sangat berat belajar bakso tanpa guru di negeri orang. Meski begitu, untuk memompa semangatnya, ia suka membaca kisah motivasi orang Indonesia di internet, salah satunya pengusaha Bakso Malang Cak Eko.
Setelah terus belajar, dan menemukan resep terbaiknya, barulah ia memanfaatkan kekuatan media sosial, terutama facebook yang ia pelajari dari teman-teman mahasiswa dan TKI di sana.