Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Pengorbanan pada Motif Batik Kopi Pecah Banyuwangi

Kompas.com - 31/07/2017, 07:39 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Ada yang menarik dari motif batik Kopi Pecah yang menjadi tema Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2017.

Menurut Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), Kabupaten Banyuwangi, Kopi Pecah memiliki makna pengorbanan, karena untuk menikmati kopi, biji kopi harus mengalami proses yang cukup panjang salah satunya adalah harus dipecah atau dihancurkan.

Selain itu, kopi juga menjadi salah satu komoditas unggulan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Saat ini luas lahan kebun kopi di Banyuwangi mencapai 10.833 hektar baik kebun yang dikelola swasta ataupun dikelola langsung oleh petani.

(BACA: BBF 2017, Banyuwangi Gelar Batik On Pedestrian)

"Kopi itu untuk menjadi nikmat harus dihancurkan agar mengeluarkan aroma dan rasa yang khas. Itulah makna dari Kopi Pecah. Pengorbanan untuk mendapatkan hal yang lebih baik. Seperti menikmati kopi," kata istri Bupati Banyuwangi itu.

(BACA: Jangan Leroban, Makanan Desa Rasa Istimewa Khas Banyuwangi)

Ia menjelaskan setelah Pemkab Banyuwangi konsisten menggelar Banyuwangi Batik Festival, banyak bermunculan industri dan gerai batik di Banyuwangi. Motif-motif batik pun terus berkembang dari yang awalnya hanya 20 motif klasik, kini menjadi lebih dari 50 motif batik.

"Termasuk jumlah IKM batik. Lima tahun lalu ada 12 IKM dan sekarang berkembang pesat menjadi 50 lebih IKM Batik di Banyuwangi," kata Ipuk.

Para model membawakan gaun dengan batik motif Kopi Pecah di pegelaran Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2017, Sabtu (29/7/2017).KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Para model membawakan gaun dengan batik motif Kopi Pecah di pegelaran Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2017, Sabtu (29/7/2017).
Untuk Banyuwangi Batik Festival 2017, Pemkab Banyuwangi menggandeng Indonesia Fashion Chambers (IFC). Presiden Indonesia Fashion Chambers (IFC), Ali Charisma kepada Kompas.com menjelaskan batik motif Kopi Pecah lebih mudah diaplikasikan karena motifnya lebih lembut dibandingkan motif-motif batik lainnya.

Berbekal motif yang lembut, lanjut Ali Charisma, motif Kopi Pecah memiliki keuntungan salah satunya lebih mudah didesain karena bisa mengikuti lekuk tubuh.

"Kopi pecah ini mirip motif kawung yang lebih populer tapi bukan motif kawung. Motifnya kecil-kecil berbeda dengan motif sebelumnya kangkung setingkes yang lebih besar. Motif Kopi Pecah, mau diletakkan di pinggang, di lengan atau di bagian mana saja tidak masalah," katanya.

Selain itu motif Kopi Pecah juga bisa diaplikasikan dengan motif batik lain seperti gajah uling dalam satu lembar kain batik.

Ia mengatakan perancang busana yang berpartisipasi dalam pergelaran tersebut diberikan tantangan untuk mengkreasikan karya batik banyuwangi dengan berbagai segmentasi mode.

"Kami memberikan tantangan kepada desainer fashion untuk memberikan sentuhan pada karya batik banyuwangi agar semakin memesona. Semakin dikenal maka ini akan menguntungkan bagi perajin batik di Banyuwangi," katanya.

Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menggelar Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2017 dengan mengambil tema motif batik Kopi Pecah, Sabtu (29/7/2017).KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menggelar Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2017 dengan mengambil tema motif batik Kopi Pecah, Sabtu (29/7/2017).
Ali CharismaIa menjelaskan salah satu potensi besar batik banyuwangi adalah pada keragaman motif dan kekhasan filosofinya. Hal tersebut bisa menjadi daya tarik sendiri untuk dibawa ke tingkat internasional.

"Ajang BBF ini, juga menjadi sarana edukasi, pembelajaran bagi para pembatik dan desainer Banyuwangi agar lebih berkembang," pungkas Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com