BUKITTINGGI, KOMPAS.com - Ayam pop menjadi salah satu hidangan terpopuler dari rumah makan khas Minang. Ayam dengan bumbu yang terserap sempurna tersebut menjadi pilihan favorit banyak orang. Namun, sebutan "pop" pada ayam goreng terkadang menimbulkan tanda tanya tersendiri. Dari mana dan mengapa ayam goreng ini dinamakan ayam pop?
KompasTravel dalam perjalanan Ekspedisi Jalur Rempah di Bukittinggi, Sumatera Barat, Sabtu (29/4/2017) mengunjungi Restoran Family Benteng Indah. Konon rumah makan ini adalah tempat cikal bakal ayam pop yang dijual di rumah makan khas Minang yang tersebar sampai ke luar negeri.
"Rumah makan ini sudah lama, dari tahun 1950-an. Iya, memang ayam pop awalnya dari Family Benteng Indah ini," kata Thamrin, pekerja di restoran Family Benteng Indah dari tahun 1973.
BACA: Kenapa Porsi Nasi Padang Kalau Dibungkus Lebih Banyak?
Thamrin mengatakan resep ayam pop bermula dari atasannya atau pemilik Restoran Family Benteng Indah.
"Jadi awalnya kami jualan ayam goreng kering. Suatu hari pesanan ramai sekali akhirnya dibuat oleh bos saya macam ayam pop ini. Sengaja atau tidak sengaja saya tidak tahu," kata Thamrin.
Ayam pop di Restoran Family Benteng Indah kenyataanya berbeda dengan ayam pop di rumah makan khas minang lainnya. Di sini ayam tak digoreng garing. Kata Thamrin, ayam pop versi mereka adalah direbus dahulu baru digoreng sangat sebentar.
Sehingga ayam pop masih bewarna putih, namun dengan tekstur bagian kulit luar yang lebih keras. Kulit tersebut sama sekali tak garing.
Lantas mengapa nama ayam tersebut kemudian disebut "pop"?
"Kalau itu sebenarnya saya juga kurang jelas, mungkin pop adalah singkatan populer," kata Thamrin. Kenyataanya ayam goreng versi baru alias ayam pop pada zaman kemunculannya begitu populer.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.