Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arti Nama Toboali, Cara Penambangan Timah Sejak Abad 17

Kompas.com - 04/08/2017, 09:11 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Toboali, ibu kota Kabupaten Bangka Selatan terletak sekitar 130 kilometer dari Pangkal Pinang, ibu kota Provinsi Bangka Belitung.

Di sana, ada beberapa obyek wisata seperti Benteng Toboali, Pantai Batu Perahu, Batu Belimbing, dan obyek wisata lainnya.

Kota Toboali pun punya segudang cerita sejarah. Ada peninggalan-peninggalan seperti rumah-rumah tua, benteng, dan juga bangunan bersejarah.

(BACA: Sensasi Segar dan Pedas Lempah Kuah Kuning Khas Bangka)

Namun siapa sangka nama Toboali tersebut punya arti yang cukup menarik untuk diikuti. Toboali sendiri dianggap berasal dari bahasa melayu yang terdiri dari dua kata yaitu Tebo dan Ali.

"Toboali itu adalah nama teknologi penambangan timah masyarakat Bangka. 'Tebo' itu melubangi dan 'ali' itu pindah," kata Kepala Pusat Informasi Dinas Pariwisata Kota Pangkal Pinang, Riharnadi saat Program City Tour ke Museum Timah di Pangkal Pinang, Rabu (2/8/2017).

(BACA: Liburan, Ayo Belajar Sejarah Tambang di Museum Timah)

Menurutnya, aktivitas penambangan timah dengan teknik toboali ditemukan di Toboali sejak abad 17-18. Dengan teknik toboali, penambang akan membuat lubang untuk menambang timah.

"Itu proses penambangan, dilubangi lalu pindah ke tempat lain untuk mencari tambang lain,"  kata Riharnadi.

Timah di Pulau Bangka maupun Pulau Belitung merupakan komoditas yang telah dieksplorasi sejak dahulu kala. Dicari sejak masa kesultanan Palembang, dieskploitasi di masa Belanda, diperebutkan oleh Raffles di masa kolonial Inggris, hingga ke masa Indonesia menjadi sebuah negara.

Kabupaten Bangka Selatan dibentuk pada tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2003. Kabupaten Bangka Selatan punya 8 kecamatan yaitu Payung, Simpang Rimba, Air Gegas, Toboali, Lepar Pongok, Tukak Sadai, Kepulauan Besar, dan Pongok Besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com