Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tempat Ini Anda Bisa Pesan Rujak Soto secara Online

Kompas.com - 17/08/2017, 13:09 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Jika berkunjung ke Banyuwangi, Jawa Timur dan ingin mencicipi rujak soto anda tidak perlu lagi antre di warung karena saat ini sudah ada aplikasi online 'Warung Singojuruh' yang bisa diunduh di ponsel pintar anda.

Di aplikasi yang digagas oleh pemuda Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi ini, Anda bisa memesan makanan, minuman serta camilan yang akan langsung diantar ke tempat pemesan.

Supardi, team leader Warung Singojuruh kepada KompasTravel, Rabu (16/8/2017) mengatakan warung online tersebut menjual makanan, minuman dan camilan yang dijual oleh masyarakat yang ada di sekitar Kecamatan Singojuruh.

Selama ini, menurut Supardi, di sekitar Singojuruh banyak penjual makanan dan minuman yang harganya cukup murah dan rasanya enak. Namun pembelinya hanyalah warga sekitar. "Akhirnya kami ikut membantu menjualnya via online dan awalnya lewat Instagram dan Facebook dan ternyata responnya luar biasa," kata Supardi.

Lalu pemuda Singojuruh yang tergabung dalam AOS Motion ini memutuskan untuk membuat aplikasi khusus yang bisa diunduh di playstore dengan nama Warung Singojuruh.

Saat ini sudah ada 19 warung yang bergabung di aplikasi tersebut dengan menu sebanyak 55 jenis mulai dari rujak soto, mi ayam, sego wader, sego tempong, sate, pelasan tawon, nasi cumi. Termasuk juga makanan ringan seperti jajanan pasar, rujak, donat, blendung jagung dan tahu walik.

"Jangan dibayangkan warung yang bergabung adalah warung besar. Ini warung kecil di pinggir jalan dan produksi rumahan. Di setiap menu juga kami sertakan nama pemilik warungnya," kata Supardi.

Ia menjelaskan aplikasi 'Warung Singojuruh' bisa diunduh di playstore store. Pembeli bisa langsung memilih menu yang diorder. Setelah dipilih, pemesan akan menerima SMS verifikasi untuk tetap mengaktifkan nomor handphone karena akan dihubungi operator.

"Setelah order masuk maka operator akan menghubungi kembali pemesan untuk memastikan orderan. Hal ini untuk mengantisipasi agar tidak ada orderan fiktif," katanya.

Tidak perlu menunggu lama, kurang dari 20 menit order sudah langsung diantar oleh kurir. Pembayaran langsung dilakukan setelah menu yang diorder diterima oleh pemesan.

Untuk kurir sendiri adalah pemuda dari Singojuruh dengan pembagian hasil dari ongkos kirim yaitu 75 persen untuk kurir, 20 persen untuk sistem dan 5 persen disimpan untuk perbaikan kendaraan kurir.

"Jadi mulai dari pemilik warung dan kurir semuanya warga Singojuruh namun tidak menutup kemungkinan akan berkembang di kecamatan-kecamatan sekitar untuk bergabung. Saat ini ada sekitar 18 pemuda yang terlibat dalam pengelolaan aplikasi ini mulai dari riset, memotret produk hingga operator. Kalo untuk kurir ada enam orang," kata Supardi.

Rujak soto, kuliner eksperimen yang selalu dicari.KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Rujak soto, kuliner eksperimen yang selalu dicari.
Untuk pemesanan ada yang berasal dari luar Kecamatan Singojuruh namun masih melayani untuk area Kabupaten Banyuwangi.

Camat Singojuruh, Muhammad Lutfi kepada KompasTravel menjelaskan warung-warung yang tergabung di Warung Singojuruh akan mendapatkan bantuan dana yang diambilkan dari APBDes.

Selain itu untuk kebersihan dan menjamin kualitas makanan dan minuman yang dijual akan melibatkan Puskesmas Singojuruh untuk melakukan pemeriksaan secara berkala.

"Sekarang baru 19 warung yang gabung tapi yang daftar lebih dari itu tapi masih diverifikasi dulu dari rasa, higienisnya serta nanti produknya di foto. Jika sudah siap semuanya nanti akan dimasukkan ke dalam aplikasi," kata Lutfi.

Ia mengaku optimis aplikasi Warung Singojuruh tersebut akan berkembang dan bisa membantu untuk mengenalkan potensi masyarakat di masyarakat luas.

Untuk sementara, Lutfi menjelaskan masih fokus pada kuliner namun ke depannya akan dikembangkan untuk menjual UMKM masyarakat Singojuruh. Saat ini sudah ada sekitar 400 produk yang diproduksi di wilayah Kecamatan Singojuruh.

Untuk mendukung penjualan kuliner via online, Lutfi menjelaskan dari pihak desa akan memasang wifi untuk internet ke dusun-dusun yang belum memiliki akses internet. Cara ini dinilai cukup efektif untuk menjangkau wilayah pinggiran.

"Ada 11 desa di wilayah sini dan di tiap kantor desa sudah ada akses wifi dan ini yang nanti ditembakkan ke dusun dusun. Memang belum 100 persen desa melakukannya tapi tahun depan kita targetkan wifi internet bisa diakses sampai ke tingkat dusun. Ini kan juga bagian dari smart kampung," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com