Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Tempat Perumusan Naskah Proklamasi Indonesia

Kompas.com - Diperbarui 16/08/2021, 20:41 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

 

Lantai dua dan belakang rumah

Pada lantai dua bekas rumah Maeda, terpajang benda-benda koleksi museum, dari berupa dokumentasi, kertas, buku, pita kaset, kain, pakaian, dan juga piagam.

Ada pula kamar mandi di ujung ruangan dengan corak dan komposisi yang sama dengan bagian kanan serta tengah ruangan lantai dua. Pintunya selalu terbuka.

Di bagian belakang rumah, terdapat halaman dan taman yang asri. Ada pula dua lubang seukuran sekitar 1,5 meter kali 1 meter di sisi kiri taman.

Baca juga: Kisah Kecil di Rumah Laksamana Maeda

Satu lubang tersebut merupakan bungker rahasia. Sementara itu, satu lubangnya lagi merupakan ventilasi dari bungker.

"Bangunan ini tahun 1982 menjadi bangunan cagar budaya. Kami terima bangunan ini dahulu dalam keadaan kosong. Kami lakukan penelitian ke Jepang dan mendapatkan gambaran dari Bu Satzuki Mishima. Dia itu Kepala Rumah Tangga di rumah Maeda dulu," jelas Ari.

Hingga saat ini, menurut Ari, tak ada perubahan dari bekas bangunan rumah Maeda.

Meski demikian, seluruh furnitur yang ada di dalamnya saat ini bukan lagi barang-barang asli seperti pada saat masa kemerdekaan.

Peserta acara Night At The Museum berada di depan Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Kamis (17/8/2017) sekitar pukul 02.30 WIB. Peserta acara tersebut mengikuti program Night At The Museum: Menginap di Rumah Laksamana Tadashi Maeda yang diselenggarakan oleh Komunitas Historia Indonesia.KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO Peserta acara Night At The Museum berada di depan Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Kamis (17/8/2017) sekitar pukul 02.30 WIB. Peserta acara tersebut mengikuti program Night At The Museum: Menginap di Rumah Laksamana Tadashi Maeda yang diselenggarakan oleh Komunitas Historia Indonesia.
Pasca-kemerdekaan, gedung diserahkan ke Departemen Keuangan dan dikelola oleh Perusahaan Asuransi Jiwasraya.

Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi pernah dikontrak oleh Kedutaan Inggris pada 1961 hingga 1981. Kemudian, pada 1982 gedung ini digunakan sebagai kantor Perpustakan Nasional.

Baca juga: Di Monas, Pengunjung Bisa Dengar Suara Bung Karno Bacakan Naskah Proklamasi

"Maeda hengkang dari Jakarta ketika pertukaran tawanan tahun 1947. Ketika Jepang melakukan perjanjian ekstradisi. Sekutu masuk dan Maeda dikembalikan ke Jepang," ujar Ari.

Pada tahun 1984, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nugroho Notosusanto menginstruksikan Direktorat Permuseuman agar gedung ini difungsikan sebagai museum yang dikenal seperti sekarang ini.

Museum Perumusan Naskah Proklamasi terletak di  Jalan Imam Bonjol Nomor 1, RW 4, Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.

Harga tiket untuk orang dewasa Rp 2.000, sedangkan anak-anak Rp 1.000. Buka setiap hari kecuali hari Senin dan Hari Besar.

Jam buka Selasa sampai Kamis, pukul 08.00-12.00 WIB dan pukul 13.00-16.00 WIB. Jumat pukul 08.00-11.30 dan 13.00-16.30 WIB. Sabtu dan Minggu pukul 08.00-16.00 WIB.

Selama masa PPKM 2021 pandemi Covid-19, museum tutup sementara dan menyediakan fasilitas virtual secara daring.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com