RENGASDENGKLOK, KOMPAS.com - Sabtu (19/8/2017) sekitar pukul 08.00 WIB, sekumpulan orang yang tergabung dalam Komunitas Jelajah Budaya berkumpul di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta. Mereka tampak melihat koleksi-koleksi museum yang dulunya dijadikan tempat perumusan teks proklamasi Indonesia.
Di area halaman, ada dua buah bus berkapasitas sekitar 50 orang terparkir rapi. Sekitar pukul 09.00 WIB, rombongan Komunitas Jelajah Budaya masuk ke dalam bus dan meninggalkan museum.
BACA: Saksi Bisu Teks Proklamasi di Rengasdengklok
Saya turut serta dalam perjalanan Komunitas Jelajah Budaya bertema Jelajah Kota Toea Rengasdengklok pagi itu. Kali ini perjalanan dilakukan menuju Rengasdengklok, sebuah kecamatan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, untuk mengenang sejarah kemerdekaan Indonesia.
Gedung-gedung khas perkotaan langsung berganti dengan hamparan sawah. Tak jarang, petani-petani terlihat tengah membajak sawah.
Bus melewati jalan yang rusak di beberapa bagian. Debu-debu berterbangan lantaran daerah yang kering. Matahari hampir menuju titik kulminasinya.
BACA: Pasca HUT RI, Obyek Wisata Sejarah di Rengasdengklok Ramai Pengunjung
Saya tiba di dekat Tugu Kebulatan Tekad. Menurut Ketua Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan, dulunya markas tentara Pembela Tanah Air (PETA) berdiri di atas lahan tugu tersebut. Di arah utara tugu, mengalir Sungai Citarum.
Tak lama berjalan, dengan keringat yang mulai bercucuran, saya tiba di sebuah rumah berkelir coklat dan berpintu hijau. Suasana tampak penuh sesak di dalam rumah.
BACA: Serunya Wisata Malam di Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Rushdy Hoesein, seorang sejarawan, ikut sertaa dalam kegiatan Komunitas Jelajah Budaya. Di rumah Djiauw Kie Siong ia bercerita tentang rumah persinggahan Soekarno dan Hatta beserta generasi muda Indonesia.
"Soekarno dan Hatta datang pagi hari ke rumah Djiauw Kie Siong. Kenapa datang ke sini? Karena rumah ini tak mencolok. Rencana awalnya itu tempat kumpulnya di markas PETA. Dipilih rumah Djiauw ini karena jauh dan tertutup rimbun pohon," cerita Rushdy kepada KompasTravel di Rumah Djiauw Kie Siong.