Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Belgia Kagumi Alam dan Budaya di Flores

Kompas.com - 25/08/2017, 11:02 WIB
Markus Makur

Penulis

Anggota rombongan turis Belgia, Kris Aumann, mengaku menikmati perjalanan wisata di Pulau Flores sambil belajar bahasa setempat.

Seperti saat rombongan menginap di homestay Mbeling, tuan rumah mengajarkan bahasa Manggarai untuk menyapa tamu. "Saat masuk di rumah adat Gendang Tuwa Mendang, saya menyapa kepada tua adat di rumah itu dengan kalimat 'Tabe Iyo Ite'. Ini sangat berkesan bagi saya," katanya.

Ungkapan bahasa Manggarai “Tabe Iyo Ite” sangat mendalam di mana tamu yang datang dan orang Manggarai Timur menjadi saudara.

Selain itu, lanjut Kris Aumann, tinggal di rumah warga juga sangat menarik. "Saya berharap program ini terus dipertahankan. Saya mengelilingi persawahan di kawasan Mbeling serta menikmati suasana alam yang sangat alamiah. Bahkan, yang menarik adalah saya pakai pakaian adat warga Manggarai Timur dengan 'Tengge' atau kain songke," tuturnya kepada KompasTravel.

Arnold Van Lith, anggota rombongan mengagumi bahwa alam Flores sangat asli dan natural. Dia berharap tidak ada  perkebunan kelapa sawit di Pulau Flores karena wisatawan sangat menyukai keaslian alam.

"Saya berharap alam Pulau Flores terus dijaga dengan baik. Pantai, gunung dan budaya yang ada memberikan daya tarik kepada wisatawan asing untuk menikmati keunikannya," katanya.

Celine Janssen dan Laura Melkebeke, dua guru Taman Kanak-Kanak di Belgia menjelaskan, mereka sangat suka trekking di persawahan Mbeling, Desa Gurung Liwut.

Bahkan, banyak jenis tumbuhan yang unik yang dijumpai di hutan Mbeling juga menikmati suara burung dari bebas. Bahkan mereka bermain dengan anak-anak di Kampung Mbeling.

Suasana kekeluargaan, persahabatan dijumpai dalam perjalanan wisata ke Pulau Flores. "Di Kampung Mbeling, kami bisa mandi di alam bebas dan bermain dengan anak-anak di kampung itu serta berjumpa dengan orang Manggarai Timur yang sangat ramah. Ini merupakan keunikan yang disuguhkan oleh orang Flores,” katanya dalam perjalanan menggunakan bemo dari kampung Mbeling ke Borong.

Turis sedang berjalan di bawah pohon bambu di kawasan hutan Mbeling. Turis Belgia sangat senang dengan suguhan alam di kawasan hutan Mbeling, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, Flores, NTT, Senin (14/8/2017). KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Turis sedang berjalan di bawah pohon bambu di kawasan hutan Mbeling. Turis Belgia sangat senang dengan suguhan alam di kawasan hutan Mbeling, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, Flores, NTT, Senin (14/8/2017).
Yohanes Jehabut, penggagas Program Wisata Desa Ekologi Gurung Liwut sekaligus pemandu wisata kepada KompasTravel mengatakan program wisata desa ekologi Mbeling, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Manggarai Timur memberikan cara berbeda kepada wisatawan untuk berwisata di alam bebas di Flores.

Bahkan, turis trekking di areal persawahan, melintasi perbukitan di sekeliling kampung, juga berwisata di kebun kopi dan menanam pohon di sekitar mata air.

Selain itu, lanjut Jehabut, turis disuguhkan makanan lokal serta keterampilan lokal seperti cara membuat supat yang dilatih orang-orang Mbeling. Makanan juga disiapkan oleh orang-orang Mbeling. Jadi ada pertukaran pengetahuan antara orang lokal dengan turis asing.

Rombongan turis Belgia juga mengajak masyarakat untuk tidak tebang pohon di areal hutan dan sekitar mata air. Bahkan, bersama masyarakat mereka menanam pohon di sekitar mata air. Masyarakat memberikan pengetahuan kepada turis cara memetik kopi, membuat kopi dan menyuguhkan kopi saat sarapan pagi.

Pemandangan alam dengan gunung di sisi barat dari kawasan Mbeling memberikan keunikan tersendiri bagi turis yang berwisata Ekologi di Desa Gurung Liwut, Manggarai Timur, Flores, NTT, Senin (14/8/2017). KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Pemandangan alam dengan gunung di sisi barat dari kawasan Mbeling memberikan keunikan tersendiri bagi turis yang berwisata Ekologi di Desa Gurung Liwut, Manggarai Timur, Flores, NTT, Senin (14/8/2017).
"Turis juga tidur di rumah warga secara bergantian. Ada sejumlah rumah di Mbeling yang secara bergantian dihuni oleh turis saat berada di kampung Mbeling. Kami datangkan orang Inggris untuk melatih orang lokal, bagaimana cara membuat WC yang sesuai dengan standar internasional juga kamar-kamar yang layak dihuni tanpa menghilangkan kebudayaan setempat," katanya.

Selain itu, tambah Jehabut, turis mengajarkan warga lokal cara hidup sehat serta menjaga lingkungan yang bersih.

"Keunikan alam di sekitar Mbeling memberikan keuntungan kepada warga lokal di mana turis langsung menginap di rumah warga. Konsep homestay sudah berjalan di Kampung Mbeling, Desa Gurung Liwut," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com