KOMPAS.com - Minggu sore (13/8/2017), rombongan turis dari Belgia tiba di perkampungan Mbeling dan Tuwa Mendang, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur sekitar pukul 18.00 Wita.
Rombongan turis Belgia yang mengelilingi Pulau Flores itu berawal dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka. Mereka dipandu oleh pemandu dari PT Flores Exotic Tours, Yohanes Jehabut.
Sebelum tiba di perkampungan Mbeling dan Tuwa Mendang, rombongan itu berangkat dari Kabupaten Ngada.
(BACA: Turis Belgia Kagumi Alam dan Budaya di Flores)
Di Kabupaten Ngada, 11 turis Belgia itu berwisata ke perkampungan adat Gurusina, Kampung Bena.
Setelah menghabiskan waktu liburan di kampung adat tersebut, rombongan berangkat dengan memakai bus umum dari Terminal Watujaji menuju ke Kota Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur.
Setiba di Kota Borong, rombongan disambut pemandu dengan memakai angkutan umum, bemo dan mobil pick-up. Minggu sore, rombongan berwisata ke Pantai Pasir Putih Liang Mbala serta mandi di Pantai Cepi Watu.
(BACA: Umbiro, Tradisi Kampung Rajong Koe di Flores Menghormati Alam)
Perjalanan selanjutnya dari Pantai Cepi Watu menuju Kota Borong terus ke Kampung Mbeling dengan jarak tempuh 1,5 jam dengan kendaraan umum. Jarak tempuh dari Kota Borong ke Desa Gurung Liwut diperkirakan 40 kilometer.
Homestay atau tinggal dirumah di Kampung Mbeling dan Tuwa Mendang serta sekitarnya sudah sangat layak dihuni oleh turis asing dan Nusantara.
(BACA: Berita Foto: Melepas Lelah di Ujung Barat Pulau Flores)
Turis itu dibagi sesuai dengan kapasitas kamar di rumah warga di Kampung Mbeling dan Tuwa Mendang. Setiba di rumah, tuan rumah menyapa wisatawan dengan ramah dan senyum.
Mereka menyapa turis sama seperti sanak saudara yang bertamu di rumah mereka. Tuan rumah mempersilakan turis dengan menyapa dalam bahasa Inggris, "Welcome and sit down".
Mereka heran dan kaget ketika tuan rumah menyambut mereka dengan bahasa Inggris seadanya.
(BACA: Menari Ndundu Ndake Bersama Perempuan Flores)
Setelah turis menyimpan barang-barang bawaan lalu mandi, tuan rumah sudah menyediakan hidangan kopi atau minuman teh sesuai dengan selera wisatawan.
Selanjutnya, semua wisatawan yang sudah berada di rumah warga akan disambut oleh tua-tua adat di rumah adat Gendang Tuwa Mendang.
Minggu malam pukul 19.00 rombongan turis dari Belgia menuju ke rumah gendang Tuwa Mendang dengan memakai kain songke. Dalam bahasa Manggarai Raya, turis harus Tengge.