Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabe Iyo Ite, Sapaan Turis Belgia di Kampung Tuwa Mendang Flores

Kompas.com - 27/08/2017, 12:06 WIB
Markus Makur

Penulis

Saat pertama tiba di Bandara Frans Seda Maumere, menurut Laurence, mereka disambut dengan ramah oleh orang-orang di bandara.

Kesan pertama saat mendarat di Bandara Frans Seda Maumere adalah orang-orang Flores itu sangat friendly. Ternyata saat mereka menjelajahi Pulau Flores, mereka menemukan keramahtamahan orang-orang Flores di jalan maupun di tempat penginapan.

"Pertama kami terbang dari Belgia menuju Bali dan dari Bali menuju Maumere. Selanjutnya menelusuri keunikan alam dan budaya serta orang Flores mulai dari Maumere sampai di Labuan Bajo. Kami mengeksplor keunikan-keunikan yang disuguhkan alam di tiap Kabupaten. Kami juga mengunjungi perkampungan-perkampungan adat untuk melihat keunikan rumah adat milik warga Sikka. Kami mengunjungi perajin-perajin tenun ikat khas Maumere," tutur Laurence Coosemans.

Dia menjelaskan, turis Belgia sangat suka wisata alam. Program desa ekologi yang ditawarkan PT Flores Exotic Tours menarik mereka untuk berwisata di Mbeling Ecology Village.

"Kami disambut secara adat istiadat. Kami makan malam bersama dengan tua-tua adat di rumah adat Gendang Tuwa Mendang. Juga kami berinteraksi langsung dengan warga setempat. Kami juga berwisata dengan melintasi persawahan-persawahan warga. Kami menyusuri kawasan hutan di perkampungan itu. Kami menjumpai hal baru di Pulau Flores. Lebih khusus lagi, kami menjumpai hal-hal unik di kampung Mbeling dan Tuwa Mendang. Kami disambut gembira oleh warga setempat," katanya.

Perjalanan wisata turis Belgia di Flores berakhir di Labuan Bajo. Mereka berwisata ke Taman Nasional Komodo untuk menyelam dan melihat langsung binatang komodo.

Selanjutnya turis Belgia ini melanjutkan perjalanan menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat untuk mendaki Gunung Rinjani. Setelah itu mereka mampir ke Bali sebelum kembali ke Belgia.

Penggagas Mbeling Ecology Village sekaligus pemandu dari PT Flores Exotic Tours, Yohanes Jehabut kepada KompasTravel menjelaskan, program wisata ke Kampung Mbeling adalah mengajak turis berwisata alam dengan melintasi persawahan, alam bebas di pinggir kawasan hutan Taman Wisata Alam Banggarangga.

Jehabut menjelaskan, selama ini rombongan turis dari berbagai negara Eropa sudah berwisata di Kampung Mbeling. Mereka menginap langsung di rumah warga secara bergantian.

Pemandu wisata menjelaskan kepada turis Belgia cara memetik kopi di pinggir persawahan Mbeling, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, Flores, NTT, Senin (14/8/2017). Wisata alam dengan mengelilingi persawahan dan perkebunan kopi ditawarkan kepada wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara oleh warga Desa Gurung Liwut.KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Pemandu wisata menjelaskan kepada turis Belgia cara memetik kopi di pinggir persawahan Mbeling, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, Flores, NTT, Senin (14/8/2017). Wisata alam dengan mengelilingi persawahan dan perkebunan kopi ditawarkan kepada wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara oleh warga Desa Gurung Liwut.
"Selama ini turis trekking di persawahan, kawasan hutan sambil menikmati alam bebas serta suguhan suara-suara burung khas Flores. Bahkan, ada turis tertarik dengan burung untuk diamati," katanya.

Selain itu, lanjut Jehabut, wisatawan diajak menanam pohon di sekitar mata air di sekitar persawahan Mbeling. Selanjutnya turis melihat cara memetik kopi dan pengolahan secara tradisional.

"Turis juga bermain dengan warga lokal, baik permainan tradisional maupun main bola kaki dan bola voli, tergantung minat dari turis itu sendiri," katanya.

Penggagas Jaga Rimba Flores ini menjelaskan, turis internasional sangat tertarik dengan program Mbeling Ecology Village karena alam yang sangat asli.

Bahkan, untuk memenuhi fasilitas homestay yang sesuai dengan standar internasional, lanjut Jehabut, seorang sukarelawan dari Inggris melatih orang lokal Mbeling untuk membangun jamban dan kamar mandi yang sesuai dengan standar internasional.

Bahkan, kamar di rumah warga juga ditata dengan baik, tanpa menghilangkan kebiasaan dan budaya setempat.

Turis Belgia berjalan di pinggir sawah Mbeling dengan padi yang hijau. Turis sangat menyukai wisata ekologi yang ditawarkan warga Mbeling, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, Flores, NTT, Senin (14/8/2017). KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Turis Belgia berjalan di pinggir sawah Mbeling dengan padi yang hijau. Turis sangat menyukai wisata ekologi yang ditawarkan warga Mbeling, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, Flores, NTT, Senin (14/8/2017).
"Jadi saat turis berwisata di Mbeling, mereka tinggal bersama dengan warga setempat. Mereka berinteraksi langsung dengan warga sambil belajar budaya dan menukarkan ilmu pengetahuan," katanya.

Jehabut menjelaskan, program ini membuahkan hasil di mana warga setempat tidak lagi masuk hutan untuk menebang pohon.

Mereka merasakan keuntungan dari kunjungan wisatawan di kampung Mbeling dan Tuwa Mendang. Mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari kunjungan wisatawan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com