Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nasi Goreng KA Parahyangan yang Melegenda

Kompas.com - 28/08/2017, 22:08 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com - Saya selalu terbius oleh tiupan angin dari kaca bagian atas saat naik kereta kelas bisnis. Waktu itu, sekitar tahun 1995, KA Parahyangan rute Jakarta-Bandung menjadi langganan saya dan ayah.

Ayah selalu mempersilakan saya untuk duduk di dekat jendela. Saya, yang waktu itu duduk di kelas tiga SD, tak henti-hentinya mengagumi lansekap alam sepanjang jalan.

Satu-satunya hal yang bisa membuat saya tertidur adalah tiupan angin dari kaca bagian atas kelas bisnis. Kemudian, satu-satunya hal yang bisa membuat saya terbangun adalah semerbak wangi nasi goreng yang diantarkan pramusaji.

Nasi Goreng Parahyangan 

Nasi Goreng Parahyangan, begitu nama makanan tersebut. Sesuai namanya, nasi goreng itu dihidangkan di Kereta Api Parahyangan yang beroperasi di Pulau Jawa pada 1971-2010.

KA Parahyangan terdiri dari kelas bisnis dan eksekutif. Sejak 2010, operasional kereta tersebut digabung dengan KA Argo Gede menjadi KA Argo Parahyangan.

(BACA: PT KAI Tambah 5 Perjalanan Kereta Rute Jakarta-Bandung)

Selama puluhan tahun itu, PT Reska Multi Usaha menghadirkan sajian nasi goreng yang membekas di hati penumpang. Padahal bumbunya biasa saja.

"Nasi Goreng Parahyangan itu sangat melegenda. Peminatnya sangat banyak. Mereka yang langganan naik KA Parahyangan pasti rindu dengan makanan satu itu," tutur Direktur Utama PT Kereta Api Pariwisata yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Reska Multi Usaha, Totok Suryono, kepada KompasTravel beberapa waktu lalu.

Argo Parahyangan, kereta yang siap mengantarkan masyarakat yang ingin bepergian dari Bandung ke Jakarta dan sebaliknya. Argo Parahyangan, kereta yang siap mengantarkan masyarakat yang ingin bepergian dari Bandung ke Jakarta dan sebaliknya.

Nasi Goreng Parahyangan biasa dihidangkan dalam piring putih lebar. Lengkap dengan telur dadar, ayam goreng, sambal sachet, dan acar.

"Selain nasi goreng, makanan lain yang juga legendaris adalah bistik. Makanan ini bukan cuma dihidangkan di KA Parahyangan, tapi kereta-kereta lainnya di Jawa," papar Totok.

Hadir kembali

Setelah sekitar dua tahun menghilang, kini Nasi Goreng Parahyangan dihadirkan kembali. Hidangan ini bisa Anda temukan saat menaiki KA Wisata Priority rute Jakarta - Yogyakarta/ Solo.

"Di KA Wisata Priority ini, Nasi Goreng Parahyangan dihadirkan kembali. Bistik juga dihadirkan kembali. Kami ingin rasa nostalgia itu ada," ujar Totok.

(BACA: Hari Ini PT KA Wisata Meluncurkan Kereta Kelas Priority)

Nasi Goreng Parahyangan yang dihidangkan di KA Wisata Priority sedikit lebih berbeda. Disajikan dengan sup sebagai pelengkap, juga jeruk dan puding sebagai makanan penutup.

Suasana di luar gerbong kereta api wisata priority saat perjalanan dari Jogjakarta menuju Jakarta, Minggu (6/8/2017). Kereta wisata kelas priority ini memiliki fasilitas antara lain Audio Visual On Demain (AVOD) di setiap kursi penumpang, Mini Bar, TV 52 Inch, Crew Khusus, Toilet Khusus dan Kursi yang lebih nyaman dari kelas eksekutif, harga tiket mulai dari Rp 750.000 sudah termasuk jasa restorasi 1x makan dan minum.KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Suasana di luar gerbong kereta api wisata priority saat perjalanan dari Jogjakarta menuju Jakarta, Minggu (6/8/2017). Kereta wisata kelas priority ini memiliki fasilitas antara lain Audio Visual On Demain (AVOD) di setiap kursi penumpang, Mini Bar, TV 52 Inch, Crew Khusus, Toilet Khusus dan Kursi yang lebih nyaman dari kelas eksekutif, harga tiket mulai dari Rp 750.000 sudah termasuk jasa restorasi 1x makan dan minum.
KompasTravel menyantap Nasi Goreng Parahyangan di sela-sela perjalanan naik KA Wisata Priority, Kamis (24/8/2017). Nasi goreng tersebut disajikan sebagai menu sarapan. 

Ajaibnya, cita rasa nasi goreng masih sama. Tak ada bumbu yang nendang, ataupun pelengkap yang ditambahkan. Cita rasa nasi goreng biasa, namun penuh nostalgia.

Saya menyantap Nasi Goreng Parahyangan sambil memandangi jendela. Lansekap perkotaan mulai berganti menjadi pesawahan. Tak ada embusan angin yang membuat saya tertidur pagi itu, namun rasa nostalgia berhasil membuai angan-angan jauh ke masa lampau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Travel Update
Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com