Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Mengaku Pernah ke Flores sebelum Mengunjungi Wae Rebo

Kompas.com - 29/08/2017, 06:28 WIB

KOMPAS.com - Berkunjung ke Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), selain melihat binatang purba komodo, tidak lengkap rasanya jika belum menginjakkan kaki di Desa Wae Rebo,.

Wae Rebo merupakan sebuah desa adat yang menyimpan sejarah budaya yang panjang. Terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.
Lokasinya di lembah yang diapit beberapa punggungan membuat desa kecil itu menjadi indah dan menawan.

(BACA: Manisnya Flores...)

Namun untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki membelah hutan sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.

Setelah melakukan perjalanan panjang wisatawan akan sampai di pos tiga yang bernama Ponto Nao.

Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.
Dari pos ini mulai terlihat dari kejauhan bangunan rumah adat dari kayu beratap rumbia berbentuk kerucut yang disebut Mbaru Niang.

Wisatawan wajib membunyikan kentungan sebagai tanda bahwa akan ada tamu yang datang.

(BACA: Wae Rebo, Desa Tradisional Terindah di Indonesia)

Rumah adat Wae Rebo terdiri dari tujuh bangunan yang terbagi menjadi dua bagian yaitu rumah utama atau rumah gendang yang berfungsi sebagai tempat musyawarah adat.

Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.
Sementara enam rumah pendamping atau Mbaru Gena, terdiri dari Mandok, Jintam, Ndorom, Jekong, dan Mbaru Gena Maro yang menjadi rumah bagi tamu yang berkunjung.

(BACA: Yosef Katup, Menjaga Warisan Leluhur di Wae Rebo)

Wisatawan atau tamu yang berkunjung disambut upacara adat Pa'u Wae Lu'u yang bertujuan meminta izin dan perlindungan kepada roh leluhur terhadap tamu hingga meninggalkan kampung tersebut.

Warga Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Warga Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.
Menurut ketua adat, leluhur mereka berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat yang merantau hingga ke lembah Wae Rebo, yang saat ini merupakan generasi ke-19.

Di desa tersebut wisatawan dapat bermalam dengan biaya Rp 325.000 per malam, uangnya digunakan untuk keperluan makan, pemeliharaan infrastruktur kampung, bahan bakar generator set dan sumber air.

Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.
Penduduknya juga mengembangkan komoditas kopi sebagai mata pencahariannya, kopi jenis Arabika merupakan produk unggulan karena aroma dan cita rasa yang khas.

Wisatawan dapat mencicipi kopi khas Wae Rebo dengan membeli langsung dari penduduk dengan harga Rp 80.000 hingga Rp 200.000 per kilogram.

Itulah Wae Rebo, desa dengan keindahan alamnya yang memesona serta keramahan penduduknya, yang akan selalu menjunjung tinggi nilai budaya leluhur mereka secara turun temurun, kearifan budaya lokal akan terus dipertahankan di setiap generasinya.

Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.
Pada tahun 2012 UNESCO menetapkan desa dengan bangunan adat tersebut sebagai warisan budaya dunia karena keberhasilannya "mengayomi isu-isu konservasi dalam cakupan yang luas di tataran lokal". (MUHAMMAD ADIMAJA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com