Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2017, 11:07 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Grebeg atau disebut pula gerebeg merupakan suatu perayaan penting dalam masyarakat Jawa. Umumnya grebeg dilaksanakan untuk merayakan hari-hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, Suro (Tahun Baru Penanggalan Jawa), dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Dalam grebeg, salah satu prosesi penting dan ditunggu oleh banyak orang adalah arakan gunungan yang kemudian dibagi ke masyarakat.

(BACA: Grebeg Sudiro Perlu Ditata Lagi)

Di Solo misalnya Keraton Surakarta Hadiningrat menyelenggarakan grebeg besar untuk memperingati Idul Adha, Sabtu (2/9/2017). Masyarakat tampak antusias untuk berebut gunungan yang diarak oleh pasukan keraton.

"Selepas upacara gerebeg sekatenan berlangsung seminggu, tepat 12 Rabiul Awal, diadakan upacara grebeg yaitu upacara selamatan dengan dikeluarkannya gunungan dari keraton. Gunungan dibuat beberapa hari sebelum perayaan Grebeg Mulud oleh abdi dalem khusus yang ditunjuk oleh Sinuhun," sebut Dosen Prodi Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Heri Priyatmoko saat dihubungi KompasTravel, Senin (4/9/2017).

(BACA: Ribuan Tumpeng Meriahkan Grebeg Surowiti)

Uniknya gunungan dalam grebeg besar Keraton Surakarta Hadiningrat terdiri dari dua jenis, yakni gunungan kakung (laki-laki) dan gunungan putri (perempuan). Gunungan tersebut menurut Heri nemiliki berbagai makna di baliknya.

Grebeg besar diselenggarakan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat.KOMPAS.com/Silvita Agmasari Grebeg besar diselenggarakan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat.
"Bentuk gunungan kakung dihubungkan dengan lingga atau alat vital laki-laki yang mengacu pada nilai-nilai kehidupan yang menggambarkan adanya proses penciptaan manusia atau dihubungkan dengan asal-usul manusia," tulis Heri.

Gunungan kakung juga melambangkan kesuburan, sifat baik, juga menggambarkan tentang dunia dan isinya yang mencakup berbagai unsur di dalamnya.

Berbeda dengan gunungan kakung, gunungan putri justru melambangkan sifat buruk dan perusak. Sehingga keduanya harus disatukan.

"Di sinilah peran raja untuk menyatukan dua kekuatan itu sehingga akan menjadi satu kekuatan yang besar untuk kejayaan keraton. Dari sinilah raja mengeluarkan sepasang gunungan pada waktu perayaan sekaten," tulis Heri.

Isi gunungan sendiri umumnya memiliki pakem tersendiri. Biasanya terdiri dari sayur-sayuran, telur asin, nasi. Melambangkan bumi, langit, tumbuh-tumbuhan, api, hewan, dan sifat-sifat manusia.

Masyarakat memperebutkan gunungan putri dalam acara Grebeg Besar yang diselenggarakan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat.KOMPAS.com/Silvita Agmasari Masyarakat memperebutkan gunungan putri dalam acara Grebeg Besar yang diselenggarakan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat.
Seperti telur asin yang melambangkan amal dan manusia baru, nasi yang melambangkan kemakmuran dari sebuah kerajaan, nasi uduk dengan lauk ayam, kedelai, dan pisang raja melambangkan kehidupan yang baik sedang yang dituju adalah untuk para nabi dan wali.

Nasi sayuran melambangkan kehidupan tercukupi (duniawi), sedang yang dituju adalah para roh dan danyang, dan sega asahan bermakna untuk menyucikan lahir dan batin.

Menurut Heri perlu pemahaman tersendiri untuk melihat pesan terselubung dari simbol-simbol dalam upacara Jawa, tak terkecuali grebeg besar.

"Simbol atau lambang ini mengandung pesan-pesan yang terselubung, serta nilai-nilai luhur yang ditujukan kepada masyarakat yang bersangkutan. Nilai, aturan, dan norma ini tidak saja berfungsi sebagai pengatur antar-individu dalam masyarakat, tetapi juga menata hubungan manusia dengan alam lingkungannya, terutama kepada Sang Pencipta," tulis Heri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Sandiaga Usulkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Termasuk China

Sandiaga Usulkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Termasuk China

Travel Update
Garuda Indonesia dan Citilink Siapkan 1,8 Juta Kursi Saat Nataru

Garuda Indonesia dan Citilink Siapkan 1,8 Juta Kursi Saat Nataru

Travel Update
5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

Jalan Jalan
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala 'Gadis Kretek'

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala "Gadis Kretek"

Hotel Story
Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Travel Update
Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Travel Update
Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Travel Update
4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

Jalan Jalan
Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Travel Update
PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

Travel Update
LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

Travel Update
Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Travel Update
Main ke Rumah Hantu Solo, Bisa Mampir ke 7 Wisata Ini 

Main ke Rumah Hantu Solo, Bisa Mampir ke 7 Wisata Ini 

Jalan Jalan
Kawasan Bromo Tutup untuk Kendaraan Bermotor Saat Wulan Kapitu

Kawasan Bromo Tutup untuk Kendaraan Bermotor Saat Wulan Kapitu

Travel Update
Tiket Kereta Api Berangkat dari DAOP 6 Baru Terisi 34 Persen

Tiket Kereta Api Berangkat dari DAOP 6 Baru Terisi 34 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com