Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarian Pebekatawai, Simbol Persaudaraan Suku Dayak Kenyah

Kompas.com - 11/09/2017, 10:42 WIB
Sukoco

Penulis

KOMPAS.com – Tangan Laurina (12), Amalaia (11), dan enam penari lainnya terlihat gemulai. Mereka mengikuti irama musik Dayak Kenyah yang mengalun dari salon pengeras suara di rumah panggung milik ketua adat Dayak Kenyah di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Tarian itu dinamakan tarian Selamat Datang. Kali ini, mereka menari untuk menyambut belasan siswa SMKN 1 Seimenggaris yang berkunjung ke rumah Katua Adat Dayak Kenyah, di Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Seimenggais, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Setiap tamu baik pejabat maupun turis lokal yang berkunjung di perkampungan Dayak Kenyah akan diperlakukan sama yakni tarian penyambutan tamu dan tarian perang.

(BACA: Gawai Dayak, Seni Budaya Perekat Kehidupan Berbangsa dan Bernegara)

Ketua Adat Dayak Kenyah Kabupaten Nunukan, Uwing Surang mengatakan, Tarian Pebekatawai dan tarian perang dalam menyambut tamu yang datang dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan dan sebagai penghormatan kepada tamu yang datang.

“Semua tamu kami sambut dengan tarian tersebut sebagai ucapan selamat datang,” ujarnya Minggu (10/9/2017).

Tarian Pebekatawai biasanya dibawakan 8 gadis dari Suku Dayak Kenyah. Menurut Sepriyati, penggiat budaya Dayak Kenyah, tarian tersebut merupakan simbol persaudaraan.

(BACA: Isen Mulang, Semangat Hidup Suku Dayak)

Melalui tarian tersebut, Suku Dayak Kenyah di Nunukan berharap bisa mempererat tali persaudaraan dengan para tamu yang berkunjung ke Perkampungan Dayak kenyah.

"Pebeketawi dalam bahasa kami artinya persaudaraan. Dengan tarian tersebut kami berharap persaudaraan bisa dipererat,” tuturnya.

Selain menggelar tari Pebeketawai, pengunjung Kampung Dayak Kenyah juga akan disuguhi tarian perang yang dibawakan seorang penari yang berperan sebagai panglima perang.

(BACA: Keren, Batik Tulis Motif Dayak)

Untuk tarian ini, mereka mengenakan tameng, toi dengan hiasan bulu burung enggang, serta pakaian perang khas Suku Dayak Kenyah.

Meski terlihat gemulai, tarian perang ini menampilkan ketegasan gerakan diselingi teriakan dan ayunan Mandau yang menggambarkan situasi sebuah peperangan pada zaman dahulu.

Tarian perang tersebut ditampilkan selain untuk melestarian kebudayaan tari dari Dayak Kenyah juga dimaksudkan untuk mengedukasi serta menarik minat pengunjung ke perkampungan Dayak kenyah di wilayah perbatasan Kecamatan Seimenggaris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com