Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendalami Arsitektur Unik Masjid Agung Cirebon

Kompas.com - 13/09/2017, 10:03 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - Salah satu landmark Cirebon sebagai "Kota Sultan" ialah Keraton Kasepuhan. Di sekitar kompleks keraton tersebut, terdapat masjid agung tertua di Cirebon.

Masjid tersebut bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Dikenal dengan Masjid Agung Kasepuhan atau Masjid Agung Cirebon.

Masjid dengan nama unik ini dibangun oleh Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga pada abad ke-15, atau sekitar tahun 1480-an. Bersamaan dengan masa penyebaran Islam di Pulau Jawa oleh Wali Songo.

BACA: Lezatnya Empal Asem Cirebon, Ini Empal Gentong Tanpa Santan

KompasTravel sempat berkunjung serta menelusuri sejarah dan keunikan arsitekturnya di sela acara grand opening ibis Budget Cirebon, Rabu (6/8/2017).

Pintu masuk ruangan dalam Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Cirebon, ada yang pendek satu meter, ada yang dua meter tingginya.KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Pintu masuk ruangan dalam Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Cirebon, ada yang pendek satu meter, ada yang dua meter tingginya.
Gerbang utama masjid ini terbuat dari susunan bata merah yang rapat dan tinggi. Setelah KompasTravel masuk ke dalamnya, baru terlihat bentuk bangunan secara keseluruhan.

Masjid ini terbagi menjadi dua bagian, yakni dalam dan teras luar. Atapnya cukup pendek, dengan tinggi hanya sekitar dua meter. Di teras tersebut terdapat perpusatakaan buku-buku lawas serta dan sumur-sumur peninggalan wali yang masih digunakan.

BACA: Nasi Jamblang Ibad Otoy Cirebon Bikin Ketagihan

Ada yang unik di balik banyaknya tiang-tiang di selasar masjid tersebut. Tiang ini disambung tanpa menggunakan paku. Alias dengan sistem knock down, yang menyambungkan pasak-pasak.

Untuk masuk ke dalam area masjid, temboknya cukup tertutup. Tebok ini juga tersusun dari bata merah. Pintu masuk ruangan dalam cukup unik, ada sembilan pintu namun tingginya tidak sama.

Gerbang utamanya terbuat dari susunan bata merah yang rapat dan tinggi. KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Gerbang utamanya terbuat dari susunan bata merah yang rapat dan tinggi.
"Pintu ada sembilan melambangkan wali songo, dan ada yang pendek satu meter, ada yang dua meter tingginya. Itu buat masuk siapa saja, mau sultan mau wali, atau rakyat biasa tidak dibedakan dan tetap harus merunduk," ujar Mahfud, pemandu wisata kami hari itu.

Saat masuk ke dalam, barulah atap begitu menjulang tinggi. Tiang-tiang penyangga utama dari kayu jati, disebut saka guru, masih berdiri kokoh tanpa renovasi.

BACA: Pilihan Oleh-oleh yang Bisa Anda Bawa dari Cirebon

Ada area shalat khusus keluarga keraton, dinamakan kramba. Kramba terletak di bagian depan dan belakang masjid.

Begitu unik arsitektur masjid ini. Jadi buat Anda yang jalan-jalan ke Cirebon, jangan lupa mengunjungi keraton dan masjid bersejarah ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com