Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perahu Legendaris dari Sulawesi Akan Unjuk Gigi di Festival Seni Eropa

Kompas.com - 14/09/2017, 19:06 WIB
Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.COM – Karya kebudayaan maritim Indonesia akan kembali menjadi pusat perhatian dunia dalam ajang Europalia Arts Festival 2017 yang diadakan oleh negara-negara Eropa.

Dalam event yang digelar selama tiga bulan mulai 10 Oktober 2017 hingga 21 Januari 2018 ini, Indonesia akan memamerkan perahu legendaris Padewakang sebagai simbol kemajuan peradaban teknologi kemaritiman Nusantara.

Perahu ini menjadi saksi sejarah atas suksesnya pelayaran menaklukkan Kepulauan Pasifik dan Madagaskar saat dunia Eropa masih dalam kegelapan teknologi maritim.

Setelah diundang menghadiri festival maritim terbesar di Eropa (mewakili Benua Asia) di Ajang Brest Maritim Festival 2012 lalu, kali ini Indonesia mewakili Asia menjadi bagian penting dalam Europalia Arts Festival 2017.

Prosese pembuatan dan pembongkaran perahu legendari Padewakang saat di facking sebelum dikirim ke Eropa untuk mengikuti ajang Europalia Arts Festival 2017 bersama negara-negara Eropa lainnya di Bulukumba dan Polewali Mandar.KOMPAS.Com Prosese pembuatan dan pembongkaran perahu legendari Padewakang saat di facking sebelum dikirim ke Eropa untuk mengikuti ajang Europalia Arts Festival 2017 bersama negara-negara Eropa lainnya di Bulukumba dan Polewali Mandar.

Indonesia akan menjadi Guest Country pada pameran yang dilaksanakan tiap dua tahun tersebut sejak 1969, yang berpusat di Belgia dan beberapa negara Eropa yakni Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Austria, dan Polandia.

Dalam event bergensi bagi para seniman tersebut, Indonesia menyiapkan dua suguhan yaitu pameran Ancestor dan pameran Archipel. Pameran Archipel sendiri akan dilangsungkan di museum La Boverie, Liege.

Pada pameran Archipel akan ditampilkan kebudayaan bahari Nusantara. Adapun yang akan menjadi pusat perhatian dalam Archipel adalah perahu padewakang yang dibuat di Tanah Beru, Bulukumba.

“Badan atau bagian utama perahu dibuat di Bulukumba, adapun bagian-bagian lain seperti layar karoroq dan tali-tali tradisional dibuat di Mandar. Layar ditenun oleh wanita di kampung Lanu Campalagian lalu dibuat layar oleh nelayan Pambusuang. Adapun tali yang terbuat dari ijuk dan sabut kelapa dipintal di Lambe, Karama,” kata Muhammad Ridwan, pemerhati kebudayaan bahari Nusantara yang terlibat dalam pembuatan perahu padewakang.

Prosese pembuatan dan pembongkaran perahu legendari Padewakang saat di facking sebelum dikirim ke Eropa untuk mengikuti ajang Europalia Arts Festival 2017 bersama negara-negara Eropa lainnya di Bulukumba dan Polewali Mandar.KOMPAS.Com Prosese pembuatan dan pembongkaran perahu legendari Padewakang saat di facking sebelum dikirim ke Eropa untuk mengikuti ajang Europalia Arts Festival 2017 bersama negara-negara Eropa lainnya di Bulukumba dan Polewali Mandar.

 

Menurut Ridwan, proses awal pembuatan perahu padewakang untuk Europalia dimulai sejak April 2017. Bagian utama perahu dibuat pada Juni 2017. Perahu sengaja tidak disempurnakan sebab akan dibongkar dan memudahkan proses pengirimannya.

Proses pembongkaran padewakang yang telah rampung dirakit dilangsungkan awal September yang diawasi langsung oleh peneliti maritim Horst Liebner.

“Esok kontainer datang jemput. Nanti tanggal 15 dikapalkan ke Jakarta. Rencana tiba di Museum Nasional tanggal 20 dan kemudian tanggal 25 September dikirim ke Belgia menggunakan pesawat udara. Dari hasil pencatatan, ada kurang lebih ada 300 bagian perahu dengan total berat 3,8 ton,” jelas Ridwan.

Tukang perahu padewakang akan dibawa ke Belgia untuk merakit kembali perahu tersebut. Nantinya, perahu akan memiliki panjang 12 meter dengan lebar tiga meter dan tinggi lebih dari dua meter. Para tukang perahu tersebut adalah Muhammad Ali Jafar, Muhammad Usman Jafar, Bahri, dan Harli. Mereka akan didampingi oleh Horst Liebner dan Muhammad Ridwan. Mereka rencananya berangkat ke Belgia pada akhir September atau awal Oktober. 

Prosese pembuatan dan pembongkaran perahu legendari Padewakang saat di facking sebelum dikirim ke Eropa untuk mengikuti ajang Europalia Arts Festival 2017 bersama negara-negara Eropa lainnya di Bulukumba dan Polewali Mandar.KOMPAS.Com Prosese pembuatan dan pembongkaran perahu legendari Padewakang saat di facking sebelum dikirim ke Eropa untuk mengikuti ajang Europalia Arts Festival 2017 bersama negara-negara Eropa lainnya di Bulukumba dan Polewali Mandar.

Europalia adalah pameran seni dan kebudayaan terbesar di di Eropa. Selain kebudayaan bahari, juga akan ada 228 agenda budaya yang terdiri dari 69 pertunjukan tari dan teater, 71 pertunjukan musik, 36 karya sastra, 38 film, dan 14 pameran.

Indonesia merupakan negara ASEAN pertama, sekaligus negara Asia keempat yang menjadi guest country dalam festival seni Europalia. Sebelumnya ada China, India, dan Jepang, yang telah menjadi guest country di festival seni Europalia.

Tahun ini, Indonesia akan mengangkat tema "Heritage, Contemporary, Creation, And Exchange".

“Keikutsertaan di Europalia adalah kebanggaan tersendiri bagi kita yang dikenal sebagai suku berorintasi Bahari. Awalnya sih Sandeq juga diharapkan ikut, tapi karena ada pertimbangan teknis. Jadi diputuskan Padewakang saja, perahu yang sudah punah yang merupakan cikal bakal perahu pinisi,” pungkas Ridwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com