Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarak Berdekatan, Tiga Rumah Ibadat Ini Tunjukkan Sikap Toleran

Kompas.com - 17/09/2017, 17:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas Bhinneka untuk kelima kalinya mengadakan Kegiatan Wisata Rumah Ibadat (WRI) pada Sabtu (16/09/2017).

Berbeda dengan empat kegiatan WRI sebelumnya, kali ini antar-rumah ibadat memiliki jarak yang cukup dekat dan berada di wilayah perumahan.

"Tiga dari enam rumah ibadat yang dikunjungi memang berada dalam satu area perumahan di daerah Cilandak, Jakarta Selatan yaitu Gereja Katholik Santo Matias, Masjid Jami' Imam Bonjol, dan Pura Amrta Jati. Kami sengaja memilih tempat ini agar para peserta sadar betul bahwa perbedaan memang dekat dengan kehidupan kita," ujar Prameshwari, Ketua Penyelenggara WRI kepada KompasTravel.

Kepada para peserta yang adalah pelajar kelas 4 - 6 SD, tidak hanya dijelaskan mengenai penjelasan umum terkait rumah ibadat masing-masing. Para pemuka agama juga memaparkan bagaimana hubungan antar-rumah ibadat sebagai bukti bahwa sikap toleran memang terjalin bahkan sejak pertama kali rumah ibadat tersebut didirikan.

"Setiap hari besar yang dirayakan oleh setiap agama, kami selalu saling mengadakan kunjungan dan turut merayakannya. Salah satunya adalah dari Gereja Katholik Santo Matias yang memasang spanduk ucapan selamat ketika hari raya Idul Fitri tiba," ujar Pastor Paulus Haruna, salah seorang pemuka agama di Gereja Katholik Santo Matias.

BACA: Cegah Intoleransi Sejak Dini Lewat Wisata Rumah Ibadat

Paulus menambahkan, pemasangan spanduk tersebut ditanggapi secara positif oleh masyarakat muslim setempat di mana mereka mengucapkan terima kasih dan memberikan cinderamata kepada pihak Gereja Katholik Santo Matias.

Tidak hanya hari raya, ada pula acara-acara tertentu yang memang diselenggarakan untuk menjaga silaturahmi antar umat beragama dalam perumahan tersebut. Salah satunya adalah program tahunan pentas seni yang diadakan oleh Orang Muda Katholik (OMK) di Gereja Katholik Santo Matias.

Partisipannya berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang agama. Di lingkungan dengan beragam rumah ibadat ini juga terdapat sebuah kelompok bernama Among Roso. Kelompok ini bertujuan untuk menekuni musik Gamelan Jawa Karawitan. Di samping itu, kelompok ini juga dibentuk sebagai wadah untuk mempersatukan masyarakat dengan berbagai latar belakang yang berbeda.

"Perbedaan memang sudah dikehendaki Tuhan. Untuk itu kita harus memperkokohnya dengan sikap toleransi agar dapat menangkis timbulnya perpecahan," tutup Paulus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com