JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana mengatakan wisatawan China lebih mencari penginapan dan transportasi yang murah dibandingkan belanja oleh-oleh atau wisata kuliner.
Hal itu ia sampaikan seusai membuka acara "Workshop Strategi Pemasaran Wisata Kuliner dan Belanja dalam Tingkatkan Kunjungan Wisatawan Mancanegara".
"Wisatawan China punya kebiasaan yang unik. Dia (wisatawan China) sangat wise memilih transportasi. Dia cari transport yang murah. Dia sangat milih hotel yang murah," ujar Pitana di Jakarta, Selasa (19/9/2017).
BACA: Cerita Wakil Wali Kota Manado tentang Kotanya Kebanjiran Turis China
Perbedaan yang terasa pada karakteristik wisatawan China adalah pada saat berbelanja oleh-oleh dan kuliner. Menurut Pitana, wisatawan China mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk belanja oleh-oleh dan kuliner.
"Tapi wisatawan China sangat tidak wise saat beli oleh-oleh, membeli (barang) branded dan makanan. (Pengeluaran turis) China itu sangat tinggi dari segi kuliner dan dari segi shopping. persentasenya saya tak hapal," jelasnya.
Menurut pengamatan Pitana, secara kualitatif, pusat perbelanjaan yang bebas pajak (duty free) dipenuhi oleh banyak wisatawan China. Secara umum, lanjut Pitana, persentase belanja untuk kebutuhan kuliner berkisar 14-20 persen dari total biaya perjalanan wisatawan mancanegara selama berlibur di Indonesia.
"Orang China pasti beli oleh-oleh. Mereka belum berangkat wisata saja sudah diminta oleh-oleh," tambah Pitana.
BACA: Turis China Senang ke Manado, Ada 19 Penerbangan Carter Per Minggu
Wakil Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata, Tendi Nuralam membenarkan pernyataan Pitana terkait pengeluaran wisatawan China dalam membeli oleh-oleh.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.