Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Nama Badak Baru di TN Ujung Kulon dan Cerita di Baliknya

Kompas.com - 24/09/2017, 21:04 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

PANDEGLANG, KOMPAS.COM - Pada 2016 lalu, salah satu satwa kebanggaan Indonesia, Badak Jawa akhirnya memiliki empat anggota keluarga baru. Tepat pada perayaan Hari Badak Dunia, keempat satwa dilindungi tersebut resmi diberi nama.

Badak Jawa tersebut lahir di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten. Dengan kelahiran tersebut, total jumlah Badak Jawa milik Indonesia yang sekaligus hanya ada di TNUK berjumlah 67 individu, 37 ekor jantan dan 30 ekor betina.

"Sekarang sudah diketahui jumlah total populasi (Badak Jawa) yang ada. Penamaan di momen Hari Badak Dunia 2017, tentu agar terus menambah semangat konservasi salah satu hewan langka dunia, milik Indonesia ini," ujar Mamat Rahmat selaku Kepala Balai TNUK kepada pada KompasTravel, dalam perayaan World Rhino Day 2017, Jumat (22/9/2017).

BACA: Rayakan Hari Badak Internasional, 4 Anak Badak Jawa Diberi Nama

Rahmat menjelaskan nama yang selalu disematkan di tiap Badak Jawa berasal dari para pejuang konservasi, nama kawasan konservasi, hingga kearifan lokal sekitar konservasi TNUK. Keempat anak badak itu diberi nama Prabu dan Manggala untuk dua ekor badak jantan, lalu Irna dan Mayang untuk dua badak betina.

Rahmat juga menjelaskan keempat nama anak Badak Jawa tersebut, beserta cerita di balik penamaannya.

Prabu berasal dari nama Prabu Siliwangi. Tokoh ini tentunya sudah tidak asing di Pulau Jawa. TNUK merupakan salah satu kawasan kekuasaan Prabu Siliwangi, sekaligus mewariskan beberapa petilasan yang kini menjadi wisata sejarah di kawasan TNUK.

"Karakter badak bernama Prabu ini memang gagah, bak pemimpin yang mencerminkan Prabu Siliwangi," kata Rahmat.

Irna adalah badak betina yang memiliki perawakan lucu, mungil, dan disebut paling cantik di antara Badak Jawa kecil lainnya. Uniknya, nama tersebut diambil dari seorang Bupati Pandeglang yang sedang menjabat periode 2016-2019.

Menurut Rahmat, bupati tersebut begitu perhatian dengan dunia konservasi terutama di daerah Ujung Kulon. Penamaan tersebut merupakan apresiasi penghargaan bagi dukungannya yang terus ada untuk dunia konservasi.

Mayang diambil dari nama Sungai Cimayang di daeray semenanjung Pulau Peucang, TNUK. Sungai ini menjadi sumber air jernih dan termasuk tempat konserntrasi badak. Selain itu, Mayang juga merupakan nama dari istri Prabu Siliwangi yaitu Mayang Sari. Sehingga diharapkan bisa menjadi pendamping untuk Prabu.

Manggala diambil dari nama gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, gedung Manggala Bhakti. Rahmat mengatakan gedung tersebut sangat berarti dan berjasa bagi dunia konservasi Indonesia.

"Banyak ahli-ahli konservasi yang lahir dari sana, telah memberikan perjuangan besar untuk konservasi Indonesia. Sayangnya nama gendung yang memiliki arti kuat itu kian terlupa, lebih terkenal dengan gedung KLHK, jadi kita ingatkan lagi nama gedungnya itu," tutupnya.

Lahirnya keluarga baru Badak Jawa tersebut membuktikan bahwa konservasi yang selama ini dilakukan membuahkan hasil. Terdapat pertumbukan yang produktif dari badak, sehingga hewan langka di dunia ini masih bisa terjaga di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com