KOMPAS.com - Pulau Dewata tak pernah lepas dari kesan mistis. Tak terkecuali di Gunung Agung, yang saat ini berstatus awas.
Gunung Agung bahkan menjadi salah satu tempat yang paling disakralkan umat Hindu di Bali.
"Kami umat Hindu meyakini bahwa Gunung Agung adalah istananya dewa dan dewi, serta roh leluhur yang sudah meninggal," tutur Koordinator Pemandu Pendakian Gunung Agung, Komang Kayun kepada KompasTravel.
Di sisi barat daya Gunung Agung terdapat Pura Agung Besakih, salah satu tempat beribadat yang juga paling sakral. Tak jauh dari pura terdapat Tirta Giri Kusuma dan Pura Pengubengan.
"Di Tirta Giri Kusuma kami umat Hindu mengambil air suci untuk menyempurnakan yadnya (upacara persembahan) yang mereka lakukan. Setiap desa yang melakukan yadnya yang besar itu diharuskan nuwur tirta (mengambil air suci) dengan meminta izin dan menaruh persembahan untuk dewa," papar Komang Kayun.
Namun, orang yang mendaki Gunung Agung tak hanya umat Hindu di Bali. Para pendaki bisa mencapai puncak gunung sakral ini lewat dua jalur populer, yakni Pura Agung Besakih dan Pura Pasar Agung.
Rupanya, Komang Kayun menjelaskan, tak sedikit orang yang melanggar tata krama dan peraturan adat. Hal itu berujung pada terjadinya hal-hal mistis di luar nalar.
"Saya sering lihat sendiri (hal mistis) muncul. Misalnya (pendaki) membawa daging sapi. Itu angin menghalangi kita naik. Seperti sampai tak bisa jalan," kisahnya.
Ada pula pendaki yang membawa emas, tubuhnya seperti lumpuh.
"Kelelahan luar biasa. Bukan seperti kram, tapi kelelahan sampai tak bisa gerak. Keajaiban ini kami (para pemandu Gunung Agung) yang menyaksikan, bukan saya sendiri," tambah Komang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.