JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai gunung tertinggi di Pulau Dewata, Gunung Agung selalu menjadi incaran para pendaki. Gunung bertipe stratovolcano ini dianggap sakral oleh umat Hindu di Bali, disebut-sebut sebagai tempat bersemayamnya para dewa.
Koordinator Pemandu Pendakian Gunung Agung, Komang Kayun, mengatakan bahwa setiap malam selalu ada pendaki asing yang naik Gunung Agung.
"Dari Perancis, Jerman, Belanda, Malaysia, India, Singapura, dan China," tuturnya saat dihubungi KompasTravel.
Gunung Agung menjadi pilihan pendaki karena bisa melihat pemandangan dari ketinggian, termasuk paorama gunung-gunung lainnya seperti Rinjani di Lombok. Jika cuaca cerah, Anda juga bisa melihat Gunung Batur beserta danaunya.
Komang Kayun mengatakan ada dua jalur pendakian yang paling banyak digunakan. Pertama adalah lewat Pura Agung Besakih, kedua adalah lewat Pura Pasar Agung.
"Umumnya pendaki lewat jalur Pura Agung Besakih sampai ketinggian 3.142 mdpl. Sebelum mencapai itu bisa ketemu di Pura Penyimpangan. Ada Tirta Giri Kusuma, ada basecamp, kemudian Kori Agung. Itu pintu menuju puncak," paparnya.
Pura Agung Besakih berlokasi di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Di pura ini juga terdapat dua jalur pendakian.
"Jalur pertama terletak di sisi timur Pura Besakih. Namanya Mulut Junggul. Di sana start point 1.300 mdpl," tutur Komang Kayun.
Pada ketinggian 1.800 mdpl, terdapat start point jalur kedua yakni Pura Penguban. Ada juga start point dari ketinggian 2.600 mdpl.
Komang Kayun menjelaskan bahwa Puncak 1 memiliki ketinggian 2.800 mdpl. Kemudian Puncak 2 memiliki ketinggian 3.140 mdpl, dan Puncak 3 memiliki ketinggian 3.142 mdpl.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.