Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/10/2017, 10:08 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

JEPARA, KOMPAS.com – Berwisata di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah tidak lengkap rasanya jika tak singgah di kampung ukir. Kota yang dikenal dunia sebagai sentra ukir ini menawarkan wisata unik bagi para pengunjungnya.

Ya, jika di Jepara sempatkanlah mampir di Desa Petekeyan di Kecamatan Tahunan, Jepara. Desa Petekeyan ini telah dikukuhkan menjadi desa wisata dan menjadi jujukan wisatawan yang hendak belajar mengukir.

(BACA: Jepara Tak Hanya Karimunjawa, Mari Wisata ke Pulau Panjang)

Tiap pekan, sejumlah wisatawan baik dari pelajar, utusan pemerintah kabupaten/kota datang melihat desa ini. Mereka tak hanya melihat hasil ukir dari para warga desa, namun juga berbelanja mebel dan furniture yang berjejer di sepanjang jalan.

(BACA: Inikah Desa Wisata Alam Terbaik di Flores?)

Akses menuju Petekeyan mudah dijangkau. Dari Kota Jepara, pengunjung tinggal ambil arah menuju Kecamatan Kedung, atau juga dapat melewati jalur via Kecamatan Pecangaan. Perjalanan dari kota dapat dijangkau sekitar 15 menit menggunakan kendaraan.

Desa Petekeyan di Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah telah dikukuhkan menjadi desa wisata dan menjadi tujuan wisatawan yang hendak belajar mengukir. KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Desa Petekeyan di Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah telah dikukuhkan menjadi desa wisata dan menjadi tujuan wisatawan yang hendak belajar mengukir.
Sesampainya di desa itu, wisatawan disambut dengan tulisan 'Selamat Datang' di Desa Wisata Kampoeng Sembada Ukir di gerbang masuk desa.

Anda pun dapat melihat lebih dekat berbagai macam mebel dan furnitur yang dihasilkan dari rumah-rumah penduduk. Rata-rata produk ukir yang diproduksi adalah produk-produk furnitur rumah tangga. Harga yang ditawarkan pun sangat bersahabat.

(BACA: Ukiran Asmat Sudah Mendunia, Pantas Disukai Wisatawan)

Selain pameran produk-produk kayu, Anda juga bisa melihat bagaimana para perempuan di Jepara terampil mengukir motif kayu. Para perempuan di desa itu tampak lincah menggerakkan kedua tangannya membuat ukiran di atas papan kayu jati ataupun kayu Mahoni.

Anda pun dapat belajar mengukir di sentra-sentra ukir yang ada di desa itu. Jangan khawatir tidak dapat kesempatan belajar ukir karena di Desa Patekeyan hampir 90 persen warganya punya usaha mebel.

Hampir tiap rumah ada pameran produk plus para pekerja yang melakukan kegiatan ukir.

Desa Petekeyan di Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah telah dikukuhkan menjadi desa wisata dan menjadi tujuan wisatawan yang hendak belajar mengukir. KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Desa Petekeyan di Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah telah dikukuhkan menjadi desa wisata dan menjadi tujuan wisatawan yang hendak belajar mengukir.
Ketua Umum Paguyuban Kampung Sembada Ukir Petekeyan, Nur Khadir menjelaskan, hampir tiap pekan selalu ada utusan pemerintah daerah dan pelajar yang datang untuk mengunjungi desanya.

Mereka belajar tidak hanya sekadar belajar mengukir, tapi untuk menikmati apa yang ada di desa itu.

“Desa ini menjadi desa wisata masuk 2015. Tapi penataan desa dimulai dari pembentukan paguyuban di tahun 2012,” kata Khadir saat ditemui, Selasa (3/10/2017).

Pembentukan desa wisata sembada ukir tidak lepas dari kelihaian memanfaatkan program pengentasan desa tertinggal di tahun 2000. Lalu pada 2005, desa ini mendapat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Lalu pada 2015, desa ini masuk 8 besar program penataan lingkungan berbasis komunitas.

Desa Petekeyan di Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah telah dikukuhkan menjadi desa wisata dan menjadi tujuan wisatawan yang hendak belajar mengukir. KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Desa Petekeyan di Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah telah dikukuhkan menjadi desa wisata dan menjadi tujuan wisatawan yang hendak belajar mengukir.
Desa ini lalu dipilih menjadi salah satu desa wisata dengan branding sembada ukir. "Mebel di sini sudah ada turun temurun. Tidak heran kalau setiap gang atau rumah pasti punya mebel," ujarnya.

Sejumlah produk ukir dari desa ini telah meluncur ke kota-kota besar di Indonesia. Produk yang dihasilkan ialah produk yang sudah jadi atau setengah jadi.

Berkat penataan berbasis komunitas, infrastruktur fisik di desa ini mulai tertata. Imbasnya, wisatawan dari luar daerah mulai rajin mengunjungi daerah ini. Desa ini menjadi ramai, dan menjadi rujukan bagi pelajar yang ingin belajar mengukir dari para ahlinya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hotel Penuh Jelang MotoGP Mandalika 2023, Wisatawan Bisa Manfaatkan Homestay

Hotel Penuh Jelang MotoGP Mandalika 2023, Wisatawan Bisa Manfaatkan Homestay

Travel Update
Pameran Pembangunan Terbesar Tahunan di Kulon Progo Digelar 13-28 Oktober 2023

Pameran Pembangunan Terbesar Tahunan di Kulon Progo Digelar 13-28 Oktober 2023

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Rute Halim-Padalarang-Tegalluar PP

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Rute Halim-Padalarang-Tegalluar PP

Travel Update
Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Travel Update
Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Travel Tips
Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Travel Update
Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Travel Update
Rumah Batik Palbatu di Tebet: Lokasi, Jam Buka, dan Tarif Workshop

Rumah Batik Palbatu di Tebet: Lokasi, Jam Buka, dan Tarif Workshop

Travel Tips
5 Tips Berkunjung ke Museum Tekstil di Jakarta, Datang Lebih Awal

5 Tips Berkunjung ke Museum Tekstil di Jakarta, Datang Lebih Awal

Travel Tips
India Bakal Larang Pilot Pakai Parfum?

India Bakal Larang Pilot Pakai Parfum?

Travel Update
Jakarta Pernah Punya Kampung Batik, Kini Sudah Tiada

Jakarta Pernah Punya Kampung Batik, Kini Sudah Tiada

Travel Update
Hari Batik Nasional 2 Oktober 2023, Museum Batik Indonesia di TMII Diresmikan

Hari Batik Nasional 2 Oktober 2023, Museum Batik Indonesia di TMII Diresmikan

Travel Update
KAI Akan Luncurkan Kereta Mewah Kompartemen, Ini Fasilitasnya

KAI Akan Luncurkan Kereta Mewah Kompartemen, Ini Fasilitasnya

Travel Update
Wayang Jogja Night Carnival Digelar 7 Oktober 2023, Bawakan Cerita Karangan Sri Sultan HB X

Wayang Jogja Night Carnival Digelar 7 Oktober 2023, Bawakan Cerita Karangan Sri Sultan HB X

Travel Update
Pohon Robin Hood 300 Tahun di Inggris Ditebang, Pelakunya Ditahan Polisi

Pohon Robin Hood 300 Tahun di Inggris Ditebang, Pelakunya Ditahan Polisi

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com