Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Fotografi Tentukan Keberhasilan Promosi Destinasi Wisata

Kompas.com - 06/10/2017, 09:35 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kualitas karya fotografi dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi suatu destinasi wisata. Peran fotografi menjadikan destinasi wisata semakin populer dan banyak menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

Hal itu diungkapkan oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata (PDIP Kemenpar) Dadang Rizki Ratman saat memberikan sambutan dalam acara Workshop Fotografi untuk Jurnalis Pariwisata Kerja Sama Forum Wartawan Pariwisata dan Deputi PDIP Kemenpar yang digelar di Historia Lounge & Bar, Kawasan Wisata Kota Tua, Jakarta Barat, Kamis (5/10/2017).

"Foto harus mampu memberikan daya tarik. Capture ini penting sebagai alat untuk mengundang wisatawan," kata Dadang.

(BACA: Berita Foto: Hutan Lord of The Rings di Banyuwangi)

Oleh karena itulah, menurut Dadang, pihaknya menyadari pentingnya upaya untuk meningkatkan kualitas karya fotografi khususnya bagi jurnalis pariwisata.

"Dengan begitu jurnalis bisa lebih meningkat kemampuannya dalam teknik, memotret dengan hati, bukan hanya sekadar menguasai teknik tapi meng-capture foto yang menarik," katanya.

(BACA: Etika Memotret Foto Perjalanan untuk Instagram)

Ia juga berharap karya foto jurnalistik di bidang pariwisata semakin baik kualitasnya sehingga banyak karya foto yang mampu bercerita tentang suatu destinasi. Maka wisatawan pun kian tertarik untuk berkunjung ke destinasi yang menjadi obyek fotografi.

Dadang juga menekankan pentingnya caption dalam sebuah foto untuk menjelaskan makna atau arti dan lokasi karya foto.

Ia juga menyarankan agar karya foto untuk pariwisata mengandalkan etika pengambilan angle dengan tidak memuat konten-konten yang mengandung kekerasan atau SARA.

Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Selasa (2/6/2015).KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Selasa (2/6/2015).
"Harus juga hati-hati, foto-foto yang mengandung kekerasan jangan digunakan sebagai alat promosi. Jangan ada darah atau tengkorak yang keluar untuk jadikan alat promosi. Meskipun misalnya itu produk tradisi," katanya.

Dadang berharap melalui workshop fotografi, para peserta dapat semakin memperkaya teknik, cara, promosi, sehingga menghasilkan karya fotografi bernilai seni tinggi. "Sehingga fotografi pun bisa mendatangkan nilai ekonomis bagi sang fotografer," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com