Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Pastika: Bali Aman!

Kompas.com - 06/10/2017, 15:39 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika terus mengawal penanganan isu erupsi Gunung Agung di Karangasem.

Sebanyak 33 konsulat jenderal dan honorary consul dari berbagai negara diundang secara khusus, Rabu (4/10/2017). Pesan utamanya hanya satu. Dia menggaransi bahwa Bali aman.

(BACA: Menpar Pantau Keadaan Gunung Agung sampai Pura Besakih)

Karena itu, dia meminta negara-negara tersebut tidak mengeluarkan travel advice atau imbauan untuk tidak ke Bali sementara waktu. Gunung Agung yang dikabarkan akan erupsi itu sampai saat ini masih aman.

"Situasi terakhir Gunung Agung masih berstatus awas, namun aktivitas gunung telah menurun. Seandainya terjadi letusan, manajemen pengendalian bencana kita akan melakukan tugas dengan sebaik-baiknya,” katanya dalam siaran pers Kemenpar, Jumat (6/10/2017).

(BACA: Menpar Minta Informasi Kondisi Gunung Agung Harus Satu Pintu)

Pastika memastikan tidak akan ada korban karena area 12 km dari Gunung Agung telah dikosongkan. Selain itu, pemerintah Bali telah memasang alat canggih yang dapat mendeteksi dini jika terjadi erupsi.

Wisatawan asing menikmati keindahan kawasan wisata geopark Gunung Batur di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Rabu (4/10/2017). Banyak wisatawan yang mengurungkan niat berkunjung ke Gunung Agung dan mengalihkan tujuan wisata ke kawasan Gunung Batur.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Wisatawan asing menikmati keindahan kawasan wisata geopark Gunung Batur di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Rabu (4/10/2017). Banyak wisatawan yang mengurungkan niat berkunjung ke Gunung Agung dan mengalihkan tujuan wisata ke kawasan Gunung Batur.
Pastika menenangkan dengan menjelaskan bahwa Pemerintah Bali telah menyiapkan antisipasinya, termasuk memberikan nomor pribadi yang bisa dihubungi terkait Gunung Agung.

“Ada lima negara yang telah memberikan travel advice untuk masyarakatnya yang akan datang ke Bali, tapi bukan berarti travel ban lho. Artinya, kalau datang ke Bali hati-hati. Tadi saya sampaikan supaya diangkat saja. Mereka kelihatannya setuju dan mereka tidak ada pertanyaan,” ucapnya.

(BACA: Gunung Agung yang Mistis...)

Jika Bandara Ngurah Rai tutup karena erupsi Gunung Agung, Pastika memprediksi banyak penumpang yang tidak bisa berangkat. Untuk itu pihaknya akan mengurus visa dan akomodasi.

Kalaupun terdesak harus berangkat, warga negara asing tersebut akan diterbangkan melalui Surabaya atau Lombok. "Kita yang akan siapkan transportasinya, kita urus tiketnya, kami akan lakukan sebaik-baiknya," tegasnya.

Sementara itu, Honorary Consul New Zealand, Indy Siddik mengatakan, asuransi dan negara mana pun tidak ada yang akan memberikan jaminan force majeur. Sehingga pihaknya mengimbau warga negaranya kalaupun datang ke Bali akan menjadi risiko sendiri.

Seorang wisatawan menikmati pemandangan di Pantai Desa Amed, Karangasem, Bali, Jumat (29/9/2017). Kementerian Pariwisata menyatakan, secara umum pariwisata Bali masih normal meskipun terjadi peningkatan aktivitas Gunung Agung yang saat ini pada level awas.ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA Seorang wisatawan menikmati pemandangan di Pantai Desa Amed, Karangasem, Bali, Jumat (29/9/2017). Kementerian Pariwisata menyatakan, secara umum pariwisata Bali masih normal meskipun terjadi peningkatan aktivitas Gunung Agung yang saat ini pada level awas.
Meskipun demikian, wisatawan New Zealand tetap datang. Bahkan 700 orang hari ini dikatakan datang, baik untuk berbisnis atau berwisata.

Dengan kondisi Gunung Agung seperti ini, diakui tidak terjadi penurunan kunjungan wisatawan dari New Zealand. Hal itu, menurutnya, karena New Zealand memiliki banyak gunung berapi sehingga warganya sudah terbiasa.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com