Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Gandrung Sewu Kembali Digelar, Diikuti 1.286 Penari

Kompas.com - 10/10/2017, 20:04 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

“Selain menjadi atraksi wisata, ini juga cara Banyuwangi untuk konsolidasi budaya dan meregenerasi pelaku seni. Kita buktikan bahwa festival menjadi instrumen ampuh untuk menumbukan kecintaan generasi muda pada seni-budaya," kata Anas.

Tak Sekadar Menari

Sementara itu, Temu Misti (64), penari gandrung legendaris yang hadir pada acara Festival Gandrung Sewu kepada Kompas.com mengaku untuk menjadi penari Gandrung profesional bukan hanya sekedar bisa menari tapi juga menyanyi. Ia mencontohkan dirinya yang sudah belajar menyanyi gending-gending Gandrung sejak usia 12 tahun dan mulai tanggapan menari Gandrung sejak usia 15 tahun.

"Gandrung yang sebenarnya itu semalam suntuk. Mulai dari jam 9 malam sampai menjelang subuh. Selama ini kan yang dikenal hanya tari Gandrung yang dibawakan saat ada tamu datang," kata Temu Misti.

 

Selama tampil, para penari Gandrung bukan hanya sekedar menari mengikuti musik yang dimainkan tapi juga menyanyi. Ada gending-gending yang wajib dibawakan atau gending yang di-request oleh penonton.

"Kalau yang Gandrung Sewu ini kan hanya menari. Tapi paling tidak mereka kenal dengan kesenian daerahnya. Kalau penari gandrung profesional yang paling muda usianya 24 tahun. Bagian yang berat ya di cengkoknya saat bernyanyi. Itu khas sekali," tambahnya.

BACA: Menyebut Banyuwangi, Teringat Gandrung

Saat ditanya bagaimana cara agar generasi muda tertarik dengan gandrung profesional, Temu Misti mengatakan salah satu caranya adalah mengenalkan gending-gending gandrung kepada generasi muda sejak masih dini.

"Saat masih anak-anak atau usia SD dikenalkan dengan gending gandrung, dilatih menyanyi dan menari. Jika sudah dewasa mereka sendiri yang akan memutuskan untuk melanjutkan menjadi penari gandrung profesional atau tidak. Ini bisa digunakan agar penari Gandrung tidak hilang dari tanah Blambangan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com