Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Panjang Siswaty, Pengajar Bolu Batik Asal Depok

Kompas.com - 13/10/2017, 19:03 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

"Orang-orang tahunya saya bisa bolu batik dan jelly art. Spesialisasi saya itu di bidang itu. Ada yang tanya masak Hokben bisa gak? Saya bilang bisa," ujarnya.

Siswaty pernah belajar di Bogor. Ia pun meningkatkan pengetahuan melalui belajar secara otodidak lewat Youtube, buku resep, dan video memasak yang ada di piringan Compact Disc (CD).

Ia mengingat kisahnya ketika belajar membuat ayam goreng renyah dan harus mengajar siswa-siswa kursus. Ia mencari penjual ayam goreng renyah di pinggir jalan untuk mengajarinya resep membuat ayam goreng renyah.

"Saya pernah ke tarik orang jualan ayam goreng di pinggir jalan. Dia minta Rp 5 juta. Saya tak jadi. Sampai suatu saat, saya ketemu penjual ayam goreng renyah. Di itu lurah kalau malam di jualan. Dia mau datang ke rumah untuk ajari dan bilang gak usah bayar. Akhirnya, bayaran saya kasih tas untuk istrinya," tambahnya.

Bolu Batik yang "manis"

Murid-murid bimbingan Siswaty kini juga bisa hidup dari menjual bolu batik. Ada yang kini menjual produk bolu batik. Permintaan bolu batik juga merangkak.

"Saya pernah dapat pesanan 100 bolu batik dalam sehari," ujarnya.

Ia mengatakan peluang berbisnis bolu batik besar. Pengalaman lainnya, Siswaty pernah membuat bolu batik untuk suvenir pernikahan dan cenderamata untuk tamu-tamu rekannya dari luar daerah.

Bolu motif Depok karya Siswaty Elfin Bachtiar.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Bolu motif Depok karya Siswaty Elfin Bachtiar.

Meski "manisnya" bolu batik bisa dicecap, tapi mengajar siswa kursus bagi Siswaty tetap penuh tantangan. Ada yang tak mencatat langkah-langkah memasak dan tak memerhatikan apa yang harus dilakukan dalam membuat bolu batik.

"Biarlah kegagalan milik saya, keberhasilan milik murid saya," ujar perempuan yang juga lulusan S2 jurusan manajemen pendidikan di kampus swasta di Jakarta itu.

Ia mengaku akan terus bereksperimen terhadap bolu batik. Siswaty mengajak masyarakat untuk lebih mencintai produk Indonesia sebelum diklaim negara-negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com