Murid-murid bimbingan Siswaty kini juga bisa hidup dari menjual bolu batik. Ada yang kini menjual produk bolu batik. Permintaan bolu batik juga merangkak.
"Saya pernah dapat pesanan 100 bolu batik dalam sehari," ujarnya.
Ia mengatakan peluang berbisnis bolu batik besar. Pengalaman lainnya, Siswaty pernah membuat bolu batik untuk suvenir pernikahan dan cenderamata untuk tamu-tamu rekannya dari luar daerah.
Meski "manisnya" bolu batik bisa dicecap, tapi mengajar siswa kursus bagi Siswaty tetap penuh tantangan. Ada yang tak mencatat langkah-langkah memasak dan tak memerhatikan apa yang harus dilakukan dalam membuat bolu batik.
"Biarlah kegagalan milik saya, keberhasilan milik murid saya," ujar perempuan yang juga lulusan S2 jurusan manajemen pendidikan di kampus swasta di Jakarta itu.
Ia mengaku akan terus bereksperimen terhadap bolu batik. Siswaty mengajak masyarakat untuk lebih mencintai produk Indonesia sebelum diklaim negara-negara lain.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.