Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedas Menggoda Bakso Item Kebo-keboan di Banyuwangi

Kompas.com - 16/10/2017, 21:04 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Ada salah satu kedai bakso yang wajib dikunjungi jika bertandang ke Banyuwangi, yaitu Kedai Bakso Osing. Di kedai bakso yang berada di Jajag Banyuwangi ini tersedia beberapa varian bakso. Namun untuk yang suka pedas, Anda harus mencoba bakso kebo-keboan yang berwarna hitam dan bakso kobong.

Untuk kuah bakso ada dua pilihan, yaitu kuah original bening dan gurih. Jika ingin lebih menantang lagi, pilih kuah lombok lithik yang berwarna merah. Berasal dari cabai rawit yang super pedas.

Anis Setyowati, pemilik Kedai Bakso Osing kepada Kompas.com menjelaskan warna hitam pada bakso kebo-keboan didapatkan dari arang bambu jepang sehingga aman untuk dikonsumsi. Di dalam bakso kebo-keboan juga diisi pasta cabai yang dicampur dengan cacahan urat daging sapi.

"Biar mantap, adonan bakso kebo-keboan juga dicampur dengan cabai yang dihaluskan. Jadi dagingnya, dalamnya dan juga kuahnya pedas semua. Tapi kalau mau kuahnya yang original juga nggak apa-apa," jelas ibu dua anak tersebut.

BACA: Seblang, Ritual Tari Mistis Berusia Ratusan Tahun di Banyuwangi

Ada lagi varian bakso lain yang patut dicoba, yaitu Bakso Slodok. Ini adalah iga sapi yang dibalut dengan daging bakso. Bakso yang berukuran jumbo ini sangat terasa sekali dagingnya, apalagi daging sapi yang menempel di iga membuat rasa slodok menjadi istimewa.

"Daging dan iga yang kita gunakan adalah pilihan. Rata-rata dalam satu hari kita habiskan 25 daging dan 16 kilogram cabai rawit.Tapi saat akhir pekan atau hari libur jumlahnya bisa bertambah," jelas Anis.

Bakso hitam Kebo Keboan di Kedai Bakso Osing BanyuwangiKOMPAS.COM/Ira Rachmawati Bakso hitam Kebo Keboan di Kedai Bakso Osing Banyuwangi

Buat yang tidak suka pedas, pelanggan bisa memilih bakso varian lainnya ada yang original atau yang isi keju. Total ada sembilan varian bakso yang ada di kedai yang berada di Jalan Ahmad Yani No 30, Jajag, Banyuwangi.

Harganya berkisar Rp 2.000 hingga Rp 30.000 per porsi. Sementara untuk sayur dan mie digratiskan, sehingga pengunjung bisa mengambil sepuasnya.

BACA: Menpar Takjub, Warga Desa Kemiren Banyuwangi Serius Kelola Homestay

 

Anis mengatakan bakso yang dia jual terinspirasi dari nama-nama tradisi dan tempat wisata yang ada di Banyuwangi. Ia mencontohkan bakso lebo-keboan yang terinspirasi dari tradisi kebo-keboan yang ada di Alasmalang, Kecamatan SIngonjuruh, Banyuwangi.

 

Pada tradisi yang digelar setahun sekali itu, manusia didandani seperti kerbau dan tubuhnya dilumuri lumpur yang berwarna hitam.

"Jadi itu yang menginspirasi bakso kebo-keboan. Ada juga bakso Jenggirat Tangi, Curah Krakal, juga kami sertakan tempat wisata yang ada di Banyuwangi. Jadi yang datang ke sini bukan hanya sekedar makan bakso tapi juga mengenal budaya, tradisi Banyuwangi," ungkapnya.

Mundur jadi pegawai memilih jadi juragan

Keputusan Anis Setyowati dan suaminya, Romi Priya, cukup berani. Mereka memilih keluar dari pekerjaannya di bidang asuransi dan mengelola kedai bakso yang mereka rintis sejak setahun terakhir.

Pengunjung bisa memilih varian bakso sendiri di Bakso Osing BanyuwangiKOMPAS.COM/Ira Rachmawati Pengunjung bisa memilih varian bakso sendiri di Bakso Osing Banyuwangi

 

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com