Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olah 30 Ton Cokelat per Bulan, Ini Kunci Sukses Chocodot dari Garut

Kompas.com - 23/10/2017, 19:05 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kiki Gumelar (37) akhirnya mewujudkan mimpi untuk bisa berwirausaha di kampung halamannya yakni Garut. Kiki sukses membangun PT Tama Cokelat Indonesia, produsen cokelat yang dikenal dengan merek Chocodot.

Tak hanya pabrik cokelat, Kiki bahkan merintis kafe dan bakery khusus cokelat. Ia juga menyediakan wisata khusus cokelat, serta mendirikan museum cokelat di Garut. Kini Garut tak hanya dikenal sebagai kota penghasil dodol, namun juga cokelat.

"Saya punya keyakinan saya bisa mengembangkan cokelat di Kabupaten Garut. Apalagi Garut ini ternyata kota di Indonesia yang pertama kali ada industri cokelat. Saya juga punya cita-cita menjadikan Garut sebagai Kota Cokelat," kata Kiki saat ditemui di acara Chocotober Fest di Mal Taman Anggrek, Kamis (19/10/2017).

Baca juga : Berhenti jadi Karyawan, Kiki Sulap Garut Jadi Kota Cokelat

Pria yang membangun usaha dari nol ini terbilang inspiratif. Sebab ada banyak usaha yang dilakukan Kiki agar produknya mendapat hati di masyarakat. Termasuk terus berinovasi dengan produknya.

"Kita memperkenalkan produk-produk lokal daerah dengan cara kita kawinkan dengan cokelat. Misal ada rengginang celup cokelat, dodol celup cokelat, pisang celup cokelat. Sehingga produk lokal ini naik kelas," kata Kiki.

Produk cokelat asal Garut, Chocodot.Kompas.com/Silvita Agmasari Produk cokelat asal Garut, Chocodot.

Kiki juga berusaha mendistribusikan produknya ke berbagai saluran. Seperti toko oleh-oleh di berbagai kota, toko buku Gramedia, sampai toko online di internet.

Kiki juga cukup sering ikut pameran cokelat di luar negeri, untuk memperkenalkan produk cokelat Indonesia yang memiliki ciri khas tersendiri dibanding produk cokelat lain seperti dari Eropa.

Baca juga : Indonesia Penghasil Cokelat Berkualitas Tinggi di Dunia

Chocodot juga punya ciri khas yang menjadikannya berbeda dengan produk cokelat lain, yakni kemasan yang menarik dan tak jarang nyentrik.

"Salah satu ujung tombak kita adalah kemasan, kita mengemas dengan cantik, bisa eye catching dan orang bisa tertarik," kata Kiki.

Agar produk cokelat dapat lebih mudah diterima pasar, Kiki juga mengembangkan beberapa merek lain. Baru-baru ini Kiki meluncurkan merek The Choco Mine, produk kerjasama dengan sebuah perusahaan di Jerman. The Choco Mine menargetkan pangsa pasar internasional.

Kiki kini mempekerjakan 200 orang pegawai. Ia mengaku dapat mengolah 20-30 ton produk cokelat dalam satu bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com