Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Mahampar Wadai, Festival Kue Tradisional Kotawaringin

Kompas.com - 30/10/2017, 07:36 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Nugroho Budi Baskoro

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Andrew Cornelis, wisatawan asal Belanda merasa punya pengetahuan dan kedekatan dengan kuliner Indonesia. Itu lantaran sang ayah pernah tinggal di Bandung di masa mudanya. Di negeri asalnya pun, ia mengaku kerap bersentuhan dengan jajanan kuliner asal Indonesia.

Tapi, ia tak menyangka, ternyata perjumpaannya dengan kue tradisional asal Indonesia itu belum seberapa.

(Baca juga : Farah Quinn akan Buka Gerai Kue Kekinian di Bandung)

Andrew dan empat temannya yang datang ke Mahampar Wadai 2017, festival kue tradisional Kotawaringin di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Minggu (29/10/2017) siang, tak dapat menyembunyikan kekagetannya melihat banyaknya jenis kue tradisional di sini.

"Kami tahu beberapa dari kue ini. Tapi tidak semua. Saya terkejut ternyata banyak kue yang berbeda. Kami sudah tahu beberapa seperti onde-onde, dadar gulung. Ini sangat istimewa bagi tamu Anda. Sangat menyenangkan," ungkapnya.

(Baca juga : Kue Popaco, Kue Basah Manis Legit Nan Harum dari Gorontalo)

Hal senada diungkapkan temannya, Mariska Gabriella. Kendati cuaca di Pangkalan Bun sangat panas, senyum dan selalu bertanya soal kue yang dalam bahasa Pangkalan Bun disebut "wadai" selalu terlontar darinya. "Ini luar biasa. Saya melihat beragam kue dalam satu kesempatan yang sama," cetusnya.

Tak hanya bagi wisatawan, festival kuliner tahunan ini menjadi perhatian masyarakat Pangkalan Bun dan sekitarnya karena selain langka, kue-kue itu juga dibagikan secara gratis.

(Baca juga : Siap-siap Kehabisan Kue Pancong)

Ratusan orang mulai berdesak-desakan untuk mendapatkan kesempatan mencicipi kue, sejak acara masih pada sesi memperkenalkan jenis-jenis kue yang dihidangkan. Maka, ketika kue mulai dibagikan, praktis saling berebutan pun tak terhindari.

Penyelenggara acara ini, Perempuan Adat Kotawaringin Barat, menyajikan 58 jenis kue tradisional. "Ini sebagai lambang hari jadi ke-58 Kabupaten Kotawaringin Barat," kata Tengku Salamah, Ketua Perempuan Adat Kotawaringin Barat.

Beberapa kue, bentuk dan jenisnya memang mirip atau mungkin sama dengan yang terdapat di daerah lain di Indonesia, seperti misalnya, onde-onde, kelepon, dan putu mayang. Namun, banyak yang lain, terutama yang berbahan ubi kayu atau manggala, tepung beras atau ketan, merupakan makanan khas Kotawaringin.

Wisatawan asing asal Belanda pun datang menyaksikan Mehampar Wadai, festival kue tradisional Kotawaringin di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Minggu (29/10/2017).KOMPAS.COM/BUDI BASKORO Wisatawan asing asal Belanda pun datang menyaksikan Mehampar Wadai, festival kue tradisional Kotawaringin di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Minggu (29/10/2017).
Untuk yang berbahan singkong, misalnya, ada coto manggala, keropok manggala, bubur manggala atau pais manggala. Sementara yang berbahan tepung beras, ada cendol boras, pais pisang, dan gamat.

Yang unik, dan berbahan tepung ketan ada yang bernama wadai joring. Joring berarti jengkol. Tapi, sama sekali tak ada jengkol dalam bahan baku pembuatan kue ini. Hanya tampilannya saja menyerupai makanan beraroma menyengat itu, sehingga ia dinamakan wadai joring.

Sementara kue yang tergolong langka dan unik disajikan dalam event ini salah satunya bernama Sarikaya Labu.

Bahan utamanya terbuat dari buah labu kuning utuh. Dicampur gula merah, gula pasir, santan, telur, lalu dikukus selama dua jam, makanan ini tampak istimewa. Sarikaya Labu disajikan seperti halnya menyajikan kelapa muda utuh, yaitu dengan sedikit kulitnya dibuka agar isi dalamnya bisa dimakan.

"Dulunya, sarikaya labu biasa disajikan para raja untuk menjamu tamu," ujar Nuraini, pembuat kue ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com