Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Panda Cai Tao dan Hu Chun, Mana yang Paling Menggemaskan?

Kompas.com - 02/11/2017, 19:05 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com – Sepasang panda asal negeri Tirai Bambu, akhirnya telah menyelesaikan masa karantina dengan hasil yang baik. Keduanya terlihat cocok tinggal di rumah barunya di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, tanpa sakit dan stress.

Kini, mereka sedang bersiap untuk menyapa wisatawan yang diagendakan awal November 2017. Sebelum Anda datang dan histeris akan tingkah konyolnya, mari melihat lebih dalam karakter keduanya.

(Baca juga : Serunya Menengok Panda, Hewan Menggemaskan di Taman Safari)

Dokter Hewan Spesialis Panda Taman Safari Indonesia (TSI), Bongot Huaso Mulia memperkenalkan keduanya pada rekan wartawan yang datang saat liputan persiapan pembukaan Istana Panda Indonesia, Rabu (1/11/2017).

“Cai Tao itu panda jantan, sedangkan pasangannya Hu Chun, betina. Mereka lahir di tempat yang sama di China Conservation and Research Centre for Giant Panda Ya'an Bifengxia Base,” terang Bongot Huaso Mulia.

Petugas menunjukkan replika kartu izin tinggal sepasang panda (Ailuropada melanoleuca) hasil pengembangbiakan China Wildlife Conservation Association (CWCA) dengan nama Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (28/9/2017). Indonesia secara resmi menjadi negara ke-16 di dunia dan negara ke-4 di Asia Tenggara yang mendapatkan peminjaman pengembangbiakan Giant Panda.KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Petugas menunjukkan replika kartu izin tinggal sepasang panda (Ailuropada melanoleuca) hasil pengembangbiakan China Wildlife Conservation Association (CWCA) dengan nama Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (28/9/2017). Indonesia secara resmi menjadi negara ke-16 di dunia dan negara ke-4 di Asia Tenggara yang mendapatkan peminjaman pengembangbiakan Giant Panda.
Cai Tao (jantan)

Cai Tao, sang jantan ini lahir 4 Agustus 2010. Cai Tao saat ini usianya tujuh tahun, atau tengah beranjak dewasa.

Ayah dari panda jantan ini bernama Yuan Yuan dan ibunya adalah Na Na. Cai Tao kini memiliki berat badan 127 kilogram.

“Si jantan ini memiliki karakter pemberani walau sedikit bandel. Kalau lama dikeluarin, lebih sulit digiring masuknya, maklum laki-laki,” ujar Fallah, salah satu keeper (pawang) panda di TSI kepada KompasTravel, Rabu lalu.

Meski begitu, Cai Tao memiliki bobot dan postur badan yang lebih kecil dari Hu Chun. Menurut Bogot Huaso, sebagai dokter pribadinya, ini bukan merupakan sifat mutlak panda jantan yang lebih kecil dari betina tetapi karena dipengaruhi genetik orangtuanya.

Seekor panda (Ailuropada melanoleuca) asal China diperlihatkan seusai proses karantina di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Sepasang panda, Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang berasal dari pengembangbiakan di China Wildlife Conservation Association (CWCA) akan diperkenalkan untuk publik pada November 2017 iniKOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Seekor panda (Ailuropada melanoleuca) asal China diperlihatkan seusai proses karantina di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Sepasang panda, Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang berasal dari pengembangbiakan di China Wildlife Conservation Association (CWCA) akan diperkenalkan untuk publik pada November 2017 ini

Hu Chun (betina)

Sementara itu, Hu Chun lahir pada 8 September 2010 di tempat yang sama dengan Cai Tao. Ayah Hu Chun adalah Wu Gang dan ibunya bernama Ye Ye.

Ia mengalami kenaikan berat badan hingga delapan kilo setelah di  karantina di TSI Bogor. Sekarang beratnya 130 kilogram. Meski begitu, menurut Bogot Huaso, masih dalam batas wajar, tidak obesitas.

“Kalau si betina ini lebih penurut, lebih gemulai lah gerakannya. Dan kalau ditaruh di luar lebih bisa diatur,” ujar Fallah.

Baca juga : Ternyata Panda Juga Suka Cake

Menurutnya, dari keduanya jika dilihat mana yang paling menggemaskan ialah sang betina. Ia beralasan karena kerap melakukan hal-hal menggemaskan, seperti berguling, makan dengan pose-pose lucu, lalu juga mudah tidur.

Seekor panda (Ailuropada melanoleuca) asal China diperlihatkan seusai proses karantina di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Sepasang panda, Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang berasal dari pengembangbiakan di China Wildlife Conservation Association (CWCA) akan diperkenalkan untuk publik pada November 2017 iniKOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Seekor panda (Ailuropada melanoleuca) asal China diperlihatkan seusai proses karantina di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Sepasang panda, Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang berasal dari pengembangbiakan di China Wildlife Conservation Association (CWCA) akan diperkenalkan untuk publik pada November 2017 ini
Meski begitu, Cai Tao juga tak kehilangan pesonanya di depan pengunjung siang itu. Ia memamerkan gaya makan sambil terlentang, duduk, dan beberapa kali turun naik batu, dan tidur di sembarang tempat.

Keduanya bisa menghabiskan tidur selama 13 jam dalam sehari, meski tidak berurutan. Terkadang hanya 10 menit, tetapi bisa juga sampai sembilan jam sekaligus.

Setiap harinya masing-masing panda akan menghabiskan 20 kilogram bambu, dari 20 jenis yang berbeda. Namun, bambu favoritnya menurut Fallah, ialah bambu kuning dan bambu krisik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com