Penerbangan perdana Singapura-Hiroshima berjalan lancar. Rombongan melakukan perjalanan pulang empat hari setelahnya. Kali ini, KompasTravel berkesempatan menggunakan Business Class.
Business Class di maskapai Silk Air memiliki legroom yang tergolong luas. Kursi pun dengan leluasa bisa direbahkan, meski tak sampai 90 derajat. Tak lama usai semua penumpang duduk, pramugari menawarkan minuman dan aneka pilihan makanan ringan. Ada cheese pretzel, mixed nuts, juga keripik kentang.
Sambil menyuguhkan makanan ringan, pramugari nan ramah kembali bertanya apakah saya seorang muslim. Sebetulnya ada dua pilihan menu (dari pembuka hingga penutup) yang bisa dipilih. Namun bagi turis muslim, Silk Air sudah menyiapkan menu sendiri.
Appetizer saya kali itu adalah ayam saus kecap dengan cita rasa manis-gurih, didampingi roti dan mentega. Untuk hidangan utama, saya disuguhkan ayam kari yang disajikan bersama sayuran segar dan nasi putih. Harus diakui, porsi makanannya cukup besar untuk satu orang.
Mango sago pudding menjadi makanan penutup kali itu. Namun tak sampai di situ, para penumpang juga disuguhkan dua buah chocolate truffle nan nikmat sambil menikmati minuman.
"Kami memang sudah menyiapkan menu halal untuk turis muslim. Hal ini berlaku di tiap penerbangan," tutur salah satu pramugari Silk Air kepada KompasTravel di tengah-tengah penerbangan.
Dengan pengalaman tersebut, Silk Air melengkapi daftar maskapai dunia yang ramah turis muslim. Bisa menjadi maskapai pilihan untuk traveling, terutama ke negara-negara di Asia.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan