Nyanyian-nyanyian adat dilantunkan oleh tua-tua adat bersama dengan kaum perempuan yang turut bergembira atas rahmat itu.
Tarian danding merupakan tarian persaudaraan, persatuan dari budaya orang Manggarai Timur untuk mensyukuri karya Tuhan dalam diri Imam baru dari kampung itu.
Kegembiraan dan kebahagiaan ditandai dengan menari danding di halaman rumah orangtuanya bersama dengan Imam Baru dan rombongan yang hadir.
Sambil melantunkan nyanyian-nyanyiaan adat dengan dialek Kolor atau Mbaeng, juga hentakkan kaki kanan dan kiri secara bergantian seirama dengan nyanyian-nyanyian tersebut.
Setelah tarian danding selesai, Imam Baru bersama rombongan masuk di dalam rumah untuk melangsungkan ritual "Kapung".
Kapung dalam bahasa Kolor adalah memangku seseorang, namun, dalama ritual ini dilakukan dengan seekor ayam jantan.
Ritual Kapung untk Imam Baru
Seekor ayam jantan yang disiapkan keluarga Imam Baru untuk melangsungkan ritual Kapung di rumah orangtuanya di Kampung Waekolong.
Tua adat Suku Saghe, Aleksius Jala mempersembahkan ayam jantan dengan tutur atau goet-goet bahasa Kolor sebagai tanda ucapan terimakasih dan mensyukuri rahmat Imamat yang diterima Pater Gabriel Akhir, SVD pada upacara penahbisan, Sabtu (7/10/2017) di Ledalero.
Aleksius Jala kepada KompasTravel, Kamis (12/10/2017) mengungkapkan keluarga besar Desa Ranakolong penuh bahagia atas rahmat yang diterima putra keenam dari pasangan Fransiskus Ndolu dan Maria Goreti Ena yang dengan tulus hati menerima Rahmat Imamat.
“Kami menyambut Imam Baru dari Desa Ranakolong. Ritual ini sebagai tanda penghormatan atas rahmat Imamat yang diterimanya. Kapung berarti memangku seseorang. Jadi saat ini melaksanakan ritual Kapung bagi Imam Baru dengan seekor ayam jantan dengan tutur adat sesuai bahasa Kolor. Juga dengan sebuah Tawu yang berisi Mokel lokal di dalamnya,” jelasnya.
Mempromosikan Selendang, Tenun dan Topi Songke
Kain selendang khas Manggarai Raya sudah masuk Rekor Muri pada Sail Komodo 2013. Tenun dan topi songke sebagai identitas warga Manggarai Raya terus dipertahankan dan dipromosikan oleh warga Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat).
Setiap upacara adat juga menyambut tamu selalu disambut dengan kain selendang, tenun songke dan topi songke. Tenun songke melambangkan penyambutan dan penerimaan tamu dengan tulus hati.
Geliat Pariwisata di Pulau Flores membangkitkan para penenun songke di wilayah Manggarai Raya untuk terus menenun kain khas Manggarai Raya. Bahkan saat ini binatang Komodo dipakai sebagai motif di topi Songke.
Gairah membangkitkan tenun songke di kampung-kampung Pulau Flores sangat terasa saat ini, di mana kaum perempuan Manggarai Raya terus menenun kain songke.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.