Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar London Hari Ini? (1)

Kompas.com - 09/11/2017, 15:12 WIB
Caroline Damanik

Penulis

 

Para pengunjung bisa bergaya ala penyihir Hogwarts dengan syal bermotif garis berwarna merah marun, hijau tua dan biru tua, lalu berfoto gratis tanpa dikenakan biaya.

Di dinding bata berwarna coklat itu menempel trolley (berukuran setengah karena setengahnya lagi seolah sudah masuk menembus tembok), dua koper berwarna coklat klasik dan sangkar burung yang pertama kali dibawa oleh Harry ketika berangkat ke Hogwarts.

Sementara itu, selain fotografer, ada pula asistennya yang bertugas menggerakkan sisa syal dari arah belakang sehingga pengunjung seolah-olah sedang terbang menembus tembok menuju Hogwarts. Sang fotografer dan asistennya sangat ramah dan bahkan menawarkan saya dan teman-teman untuk mengulang pose jika menurutnya foto sebelumnya belum bagus.

Fotografernya juga memperbolehkan dan memberi waktu kepada rekan atau teman seperjalanan kita untuk mengambil foto kita dengan kamera atau ponsel sendiri jika tak ingin menebus foto profesional yang mereka ambil.

Namun, jika berminat mencetak foto, maka silakan menebusnya di The Harry Potter Shop at Platform 9 3/4 yang berada di sebelahnya dengan harga 9,50 poundsterling atau sekitar Rp 169.000 dengan kurs saat ini per fotonya. Jika menebus dua atau tiga foto sekaligus, harganya jauh lebih murah.

The Harry Potter Shop di King’s Cross Station ini baru dibuka 15 Desember 2016. Toko ini menjual berbagai macam suvenir berbau cerita Harry Potter, segala macam produk seri Gryffindor, Slytherin, Ravenclaw hingga Hufflepuff, lalu juga dari boneka Hedwig Plush hingga berbagai tongkat sihir Harry Potter, Ron, Hermione, Albus, dan Voldemort. Semuanya ada di sini.

Biaya foto: gratis (foto sendiri) atau 9,50 poundsterling per foto
Bagaimana sampai ke sana:
- bisa menggunakan tube dan train dan turun di King's Cross Station
- naik bus dengan rute 10, 30, 91 dan 259 misalnya, atau
- menggunakan mobil sewa atau pribadi


***

Cruise tour menyusuri Sungai Thames dari Westminster Pier menuju Greenwich.KOMPAS.com/Caroline Damanik Cruise tour menyusuri Sungai Thames dari Westminster Pier menuju Greenwich.

Setelah puas berpose, termasuk pose loncat seolah terbang ala murid Hogwarts, kami melanjutkan perjalanan menuju Greenwich.

Sebenarnya menuju Greenwich, dibaca “Grenitch” oleh orang setempat, bisa ditempuh dengan tube (underground), kereta dan bus. Namun kejutannya, kami akan pergi ke Greenwich dengan mengikuti cruise tour menyusuri Thames River. Wow!

Kapal dua lantai itu bersandar di Westminster Pier, tepat di seberang London Eye, bianglala raksasa kebanggaan London.

Kami lalu melewati lantai 1 kapal yang tertutup dan berbentuk seperti restoran dengan bar di dekat tangga untuk naik ke lantai atas kapal yang terbuka. Udara dingin menyergap tubuh seketika saat saya tiba di atas. Brrr....

Cuaca selama kami menyusuri Sungai Thames sepanjang 350 kilometer itu sebenarnya dalam kondisi normal saja. Namun karena angin, udara semakin dingin dan menusuk tulang.

Selama perjalanan, para peserta tur mendapatkan penjelasan dari tour guide mengenai tempat-tempat bersejarah dan ikonik yang kami lewati di sisi sungai yang membelah London di bagian selatan hingga bermuara ke laut itu. Sebut saja Tate Modern dan Shakespeare Globe lalu Tower of London dan The Shard.

Pemandu yang berbicara dengan pengeras suara itu juga menjelaskan sejarah serta cerita di balik jembatan-jembatan yang kami lewati dari bawah, seperti Millennium Bridge dan Tower Bridge.

Mesin waktu ke abad pertengahan

Setelah 10 menit berjalan, kapal lalu bersandar di St Katharine Pier. Bersama Steven, pendamping kami selama cruise tour, kami turun dulu. Ya, tur kapal ini juga menyediakan layanan hop-on hop-in di sejumlah pelabuhan kecil. Untuk melanjutkan perjalanan, pengunjung cukup menunggu kapal dengan jadwal berikutnya.

The Medieval Banquet, restoran di St Khatarine Pier yang menyajikan sensasi makan ala Abad Pertengahan.KOMPAS.com/Caroline Damanik The Medieval Banquet, restoran di St Khatarine Pier yang menyajikan sensasi makan ala Abad Pertengahan.
Di tempat ini, terdapat pula St Katharine Docks yang merupakan tempat parkirnya yacht pribadi milik orang-orang kaya di Inggris. Kami menyempatkan diri melihat banyak yacht yang terparkir. Lalu Steven mengajak kami makan di The Medieval Banquet.

Baru sampai saja di depan restorannya, kami sudah disambut sepasang patung prajurit Abad Pertengahan lengkap dengan pakaian perangnya yang terbuat dari besi di depan pintu. Lalu kami masuk melewati pintu kayu tebal khas kastil abad pertengahan dan langsung disambut tangga ke bawah. Ya, restoran ini terletak di bawah tanah.

“Seribu tahun lalu, Abad Pertengahan berlangsung di sini,” ungkap Steven.

Siang itu, suasana restoran tampak sepi. Menurut Steven, The Medieval Banquet memang dikenal sebagai tempat makan malam. Restoran ini menyediakan tiga hal sekaligus, wisata kuliner, sejarah dan hiburan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com