Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar London Hari Ini? (1)

Kompas.com - 09/11/2017, 15:12 WIB
Caroline Damanik

Penulis

Sebagai wisata kuliner, menu yang disajikan khas Inggris dan disajikan secara unik. Di awal misalnya, kami disajikan daging ikan salmon dan trout yang diasap dengan saus bit panggang dan salad. Pelayan yang mengenakan konstum khas abad pertengahan membawa makanan untuk 7 orang ini dalam satu piring besar aluminium.

Lalu pelayan kembali dengan membawa dua tumpuk medieval bread, roti besar khas abad pertengahan. Bianka Syarief dari British Embassy Jakarta yang mendampingi kami dengan baik menyendokkan masing-masing daging ikan dan kelengkapannya ke piring masing-masing, sementara itu roti dipotong masing-masing sesuai kebutuhan dengan tangan.

Tak lupa kami memeras lemon di atas daging ikan asap itu dan hmmm, nikmat sekali menu appetizer atau makanan pembuka ini....

Pada sesi makanan utama, pelayan bernama Vicky membawa satu piring besar berisi fish chip yang terbuat dari ikan kod. Dia lalu kembali lagi dengan piring besar, maksud saya memang sangat besar, berisi kentang goreng.

Kami lalu menyantapnya hingga kemudian menu dessert tiba, apple bread pudding, kembali di piring besar aluminium. Rangkaian menu ini yang ditawarkan The Medieval Banquet sepanjang musim menjelang Natal 2017. Yummy!

Selain makanan, lanjut, Steven mengatakan, sebagai wisata sejarah, restoran ini seperti mesin waktu yang membawa para pengunjungnya turut mengalami gaya hidup Abad Pertengahan dengan menyediakan ambience layaknya orang-orang abad pertengahan makan pada dulu kala.

Restoran dipertahankan berada di bunker dengan dekorasi dan ornamen khas Abad Pertengahan, seperti tembok yang terbuat dari batu bata berwarna coklat, patung-patung ksatria berbaju perang besi, penerangan redup seolah hanya ada lilin serta bar yang klasik.

“Biasanya ramai pada malam hari dan restoran menyajikan hiburan seperti tarian dan dansa bersama,” tutur Steven.

Untuk menikmati perjamuan ini, ada beberapa tipe menu yang ditawarkan dengan harga beragam, misalnya Midday Feast dengan harga 45 poundsterling per paket, Nightfall Banquet seharga 59 pounds setiap Selasa dan Rabu malam serta 69 pounds untuk hari Kamis hingga Sabtu malam. Anak-anak biasanya cukup membayar 30 pounds untuk makan siang dan 40 pounds untuk makan malam.

***

Suasana di Greenwich, Minggu (5/11/2017) sore.KOMPAS.com/Caroline Damanik Suasana di Greenwich, Minggu (5/11/2017) sore.

Kami lalu melanjutkan perjalanan menuju Greenwich dengan menunggu kapal milik Thames River Service berikutnya yang berangkat dari Westminster Pier. Steven mengatakan, waktu terbaik untuk memulai cruise tour dari Westminster Pier menuju Greenwich adalah sekitar jam 11.00 waktu setempat. Dengan demikian, masih banyak waktu untuk singgah di St Katharine atau sejumlah tempat di Greenwich.

Perjalanan kali ini ditempuh dengan waktu 20-25 menit. Kami mencoba menikmati pemandangan dari lantai 1 kapal yang tertutup. Kami mengambil foto bergantian sambil bercengkerama bersama Nino Fernandez, Sarah Azka, Raindy dan Erna Mardiana yang berangkat ke London atas undangan Garuda Indonesia dan British Embassy Jakarta.

Sekitar pukul 14.30, kapal bersandar di Greenwich Pier. Dengan bersemangat ala prajurit Abad Pertengahan, kami siap mengeksplor tempat yang dulu sering kali saya dengar saat belajar di sekolah dasar.

Greenwich adalah sebuah tempat di sebelah tenggara London yang disepakati sebagai titik 0 derajat garis bujur atau meridian. Greenwich Mean Time (GMT) kemudian dipakai sebagai patokan untuk penentuan waktu di berbagai belahan dunia.

(Baca juga : Setengah Hari di Greenwich, Menapak Garis Meridian dan Menyeruput Afternoon Tea)

Awan hitam menggelayut di antara awan putih di langit Greenwich. Sesekali awan hitam mendominasi, namun kerap, keberadaannya langsung digeser oleh awan putih. Di baliknya, sinar matahari tetap dengan baik hati memancarkan kehangatannya.

Jangan pernah khawatir... Awan hitam selalu ada, hidup tidak selalu manis. Namun cinta akan memberikan kehangatan. Kita hanya perlu waktu untuk “take it slow”, memberi waktu pada kehangatan cinta dan menikmatinya.

Dan suara John Legend pun terngiang lagi.

"Maybe we'll live and learn
Maybe we'll crash and burn
Maybe you'll stay, maybe you'll leave
maybe you'll return
Maybe another fight
Maybe we won't survive
But maybe we'll grow
We never know Maybe you and I

We're just ordinary people
We don't know which way to go
'Cause we're ordinary people
Maybe we should take it slow..."

 

BERSAMBUNG: Apa Kabar London Hari Ini? (2)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com