MAAFUSHI, KOMPAS.com - Sebagai orang yang baru pertama kali berwisata ke Maldives, saya baru tahu ternyata alkohol dan bebas berkini dilarang di sini karena penduduknya memegang hukum Islam.
Jika menginap di pulau yang menjadi tempat penduduk lokal tinggal, jangan harap ada warung atau minimarket menjual alkohol. Hanya di resor-resor aja turis bebas minum alkohol dan berbikini.
Larangan ini berlaku salah satunya adalah di Pulau Maafushi, Maldives, tempat saya menginap. Bukan hanya di minimarket, di hotel tempat saya menginap pun tidak menyediakan minuman alkohol, meskipun itu cuma bir. Mereka hanya menyediakan jus dan air putih kemasan botol.
Lalu, bagaimana jika turis ingin menikmati bir atau minuman beralkohol lainnya, tapi tak menginap di resor?
Baca juga : Open Trip Hemat ke Maldives yang Menggoda...
Floating bar. Bar ini merupakan kapal yang didisulap menjadi restoran dan berada di laut. Untuk ke sana, tamu bisa bertanya kepada pihak hotel. Nanti, pihak bar akan menjemput dan mengantar orang-orang yang akan menikmati malam di floating bar dengan speed boat.
Selain susah mendapatkan alkohol, di Maafushi juga saya melihat ada gambar bikini yang dicoret, alias larangan berbikini. Lambang itu ada di beberapa minimarket yang memang dekat dengan perumahan penduduk.
Saya sempat bertanya kepada Nadyim, salah seorang karyawan hotel mengenai dua hal itu. Menurut dia, kebanyakan penduduk asli Maldives memang masih memegang teguh syariat Islam. Tak boleh ada alkohol, tak boleh memperlihatkan aurat.
Baca juga : Menikmati Resor di Maldives Cuma Rp 2 Juta-an, Bisa!
Di Maafushi, kata dia, sudah lebih terbuka dengan turis asing. Oleh karena itu, turis wanita masih bisa menggunakan bikini di pantai privat milik hotel, atau di area khusus bernama Bikini Beach.
“Kalau di pulau lain, masih agak kaku,” kata dia saat mengobrol ringan dengan saya.
Bikini Beach ini berbatasan dengan jalan utama Pulau Maafushi. Namun, penduduk sekitar tidak akan terganggu pandangannya dengan turis yang sedang berjemur di pantai tersebut. Sebab, antara pantai dengan jalan utama, dibatasi dengan pagar yang terbuat dari pelepah daun kelapa, yang memiliki tinggi sekitar 1,5 meter.
Bisa saja sih orang yang melintas mengintip, tetapi tidak ada yang melakukan itu. Malah, orang bebas masuk area itu. Tidak ada yang menjaga juga.
Baca juga : Bandara Velana di Maladewa, Sederhana tetapi...
Meski dua hal itu tidak diperbolehkan, berwisata dan menginap di pulau bersama penduduk juga hal yang mengasikkan. Selain hemat, kita juga bisa mengenal kehidupan sesungguhnya warga negara kepulauan ini. Menarik juga, kok...