Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesona Pulau Saparua dari Alam hingga Sejarah Kekuasaan Hindia Belanda

Kompas.com - 15/11/2017, 10:08 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Salah satu pesona wisata di Maluku selain Pulau Banda ialah Pulau Saparua. Pulau ini tak kalah bersaing soal keindahan dan sejarah masa kejayaannya zaman penjajahan.

Pulau Saparua berjarak sekitar 50 mil dari Ambon, ibu kota Maluku, bisa dijangkau dengan kapal cepat selama 1,5 jam dari Pelabuhan Tulehu, Maluku Tengah, di Pulau Ambon.

(Baca juga : Di Sini Tempat-tempat Instagramable Menikmati Keindahan Teluk Ambon)

Pulau kecil seluas 247 kilometer persegi itu tak hanya menawarkan pesona alam, tetapi juga jejak historis kedatangan bangsa lain di Nusantara. Terhitung mulai pedagang Arab, Portugis, Belanda, dan yang terakhir ialah Jepang.

Sejarah

Tak heran di berbagai sisinya Anda akan menemukan peninggalan-peninggalan unik, seperti bangunan tua khas Portugis dan Belanda, sumur tua, hingga Port Duurstede yang terkenal. Salah satu rumah yang sempat disinggahi Pattimura pun ada di dekat dermaga pulau ini.

(Baca juga : Itinerary Satu Hari Berkeliling Kota Ambon)

Benteng Duurstede menjadi salah satu destinasi yang wajib Anda kunjungi saat berkunjung ke Pulau Saparua. Dari Benteng yang masih kokoh tersebut sangat tercermin betapa jayanya pulau ini di masa lampau.

Wisatwan menikmati pemandangan Laut Banda, dari atas Benteng Duurstede, yang ada di Pulau Saparua, Maluku Utara, Rabu (12/11/2017). Benteng tersebut merupakan salah satu peninggalan zaman kolonial ter megah di Maluku.KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Wisatwan menikmati pemandangan Laut Banda, dari atas Benteng Duurstede, yang ada di Pulau Saparua, Maluku Utara, Rabu (12/11/2017). Benteng tersebut merupakan salah satu peninggalan zaman kolonial ter megah di Maluku.
"Portugis dan Belanda dulu sangat menyukai pulau ini, karena jadi salah satu penghasil cengkeh terbesar di Nusantara," ujar Olnes, salah satu tour guide Ambon di sela-sela Culture and Culinary Trip yang diadakan PT JAS Airport Service, Minggu (12/11/2017).

Tak heran Kapitan Pattimura begitu cekatan menjaganya sejak 16 Mei 1817. Salah satu benteng terkuat ini pun sempat terkoyak dan dikuasai pasukan Pattimura.

Keindahan Alam

Selain sejarahnya, ragam pantai di pulau berpenduduk 36.698 jiwa ini pun terbentang luas. Mulai dari pantai berpasir putih, seperti pantai di samping Benteng Duurstede dan Pantai Kulur, hingga pantai yang dipenuhi batu karang, yaitu Tanjung Ouw.

Wisatwan sampai di dermaga Porto, Pulau Saparua, setelah satu setengah jam mengarungi laut banda dari Pulau Ambon, Rabu (12/11/2017).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Wisatwan sampai di dermaga Porto, Pulau Saparua, setelah satu setengah jam mengarungi laut banda dari Pulau Ambon, Rabu (12/11/2017).
Indahnya Tanjung Ouw bahkan diabadikan melalui lagu berjudul ”Tanjung Ouw” yang dipopulerkan penyanyi Bob Tutupoli. Lagu ini pun terdengar di beberapa kafe di Ambon.

Beberapa pantai putih nan cantik pun belum bernama dan dikelola oleh warga setempat. Wisatawan bisa menikmatinya dengan hanya membayar tiket masuk sekadarnya, bahkan hanya bayar parkir kendaraan saja.

Pulau Saparua berdampingan dengan beberapa pulau lainnya, yang tergabung dalam gugusan Pulau Lease, yaitu Haruku dan Nusa Laut. Dalam gugusan pulau ini juga terdapat beberapa titik penyelaman favorit wisatawan mancanegara.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com