Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Toleransi di Lokasi Pesta Adat Kahiyang dan Bobby

Kompas.com - 17/11/2017, 14:26 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution akan melangsungkan pesta adat nikah di Tapanuli Selatan, Medan, Sumatera Utara. Medan dijuluki sebagai Little Asia, hal itu tentu memiliki sebab. Di sini menjadi tempat bertemunya masyarakat dengan berbagai latar belakang etnis tetapi tetap sama dalam status Warga Negara Indonesia.

Di Medan, wisatawan dapat berwisata toleransi, mengunjungi rumah ibadah yang dibangun megah dan penuh sejarah. Inilah 6 destinasi wisata toleransi di Medan yang dirangkum oleh KompasTravel.

1. Masjid Raya Medan

Masjid Raya Medan atau yang dikenal sebagai Masjid Al-Mashun terletak di pusat Kota Medan, tepatnya di Jalan Sisingamangaraja. Masjid ini disebut-sebut dapat menampung hingga 1.500 jamaah setiap harinya.

Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Sultan Makmun Al-Rasyid pada 1906. Tak sedikit masyarakat yang mengunjungi masjid ini untuk beribadah atau sekadar berfoto di ikon Kota Medan ini.

Baca juga : Ada Al Quran Berusia Ratusan Tahun di Masjid Raya Medan

Didesain oleh seorang Belanda bernama Dengimans, Masjid Raya Medan dibangun dengan gaya Moorish dan memiliki perpaduan gaya arsitektur Eropa dan Timur Tengah. Tak hanya itu, sentuhan India Mughal juga dapat ditemui pengunjung pada pilar-pilar serta atap masjid ini. Ornamen-ornamen khas Eropa pun terlihat jelas pada jendela mozaik berukuran besar.

2. Kuil Shri Mariamman Medan

Terletak di Jalan Teuku Umar No 18, Kuil Shri Mariamman Medan merupakan kuil Hindu tertua di Kota Medan. Mulanya, pada tahun 1881, para penduduk Tamil di India membangun kuil ini sebagai bentuk penghormatan dan pemujaan kepada Dewi Kali. Kini, tak hanya sebagai tempat ibadah, Kuil Shri Mariamman juga dijadikan destinasi wisata religi oleh masyarakat.

Keunikan kuil ini terlihat dari arsitektur bangunannya yang bergaya India. Para pengunjung dapat melihat bangunan kuil ini dikelilingi oleh tembok setinggi 2,5 meter yang dilengkapi relief, ornamen, dan berbagai patung lainnya.

Pada bagian dalam kuil, pengunjung dapat melihat Patung Trimurti yang terdiri dari Patung Dewa Brahma, Patung Dewa Wisnu, dan juga Patung Dewa Siwa. Kuil ini dibuka untuk umum pada jam-jam tertetu, yakni pukul 06.00 hingga pukul 12.00 WIB dan dibuka kembali pada pukul 16.00 hingga 21.00 WIB.

3. Graha Maria Annai Velangkanni

Bila dilihat sepintas, tak ada yang menyangka bahwa bangunan ini adalah sebuah gereja. Gereja katolik yang berada di Jalan Sakura III, Tanjung Selamat, Medan ini memiliki ciri khas bangunan layaknya sebuah kuil. Sentuhan khas India begitu kental terdapat pada gereja ini. Jemaat gereja umumnya warga etnis Tamil yang ada di Kota Medan. Namun, gereja ini terbuka untuk siapa saja.

Bangunan gereja ini berbentuk seperti candi dan terdiri dari dua lantai. Pada lantai pertama, terdapat 14 jendela yang menceritakan jalan salib. Sementara di lantai dua, pengunjung dapat melihat patung Annai Velangkanni atau Maria dari Velangkanni beserta putranya setinggi dua meter yang dibawa langsung dari India.

Dengan mengusung keaslian gaya arsitektur Indo-Mogul, gereja yang dibangun mulai tahun 2001 ini dilengkapi relief, lukisan, dan ornamen yang menghiasi interior gereja ini.

Inilah rumah Tjong A Fie, Majoor der Chineezen atau walikota pertama untuk komunitas China di Kota MedanKOMPAS.com/Mei Leandha Inilah rumah Tjong A Fie, Majoor der Chineezen atau walikota pertama untuk komunitas China di Kota Medan

4. Wihara Gunung Timur

Ini adalah wihara terbesar di Medan dengan luas hingga 5.000 meter. Wihara ini merupakan tempat beribadah dua agama kepercayaan yakni Budha dan Kong Hu Cu. Ornamen China yang kental tampak dari wihara yang dibangun tahun 1960an ini.

Wihara Gunung Timur berada di Jalan Hang Tuah Nomor 16. Jika datang di tanggal tertentu seperti Imlek atau sembahyang leluhur, pengunjung dapat menyaksikan festival seru nan fotogenik.

5. Rumah Tjong A Fie

Medan juga dikenal memiliki potensi wisata sejarah yang tinggi. Jika Anda menyusuri Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan Ahmad Yani di Kota Medan, Anda dapat melihat dereta bangunan bersejarah yang dibangun pemerintah kolonial. Namun, ada salah satu bangunan bergaya Tiongkok di Jalan Ahmad Yani. Rumah Tjong A Fie dulunya merupakan sebuah rumah milik pengusaha perkebunan kaya raya. Sejak 2009, bangunan yang juga memiliki sentuhan Eropa dan Melayu ini mulai dibuka untuk umum.

Bangunan seluas 5.000 meter persegi ini memiliki puluhan ruangan. Keunikan terdapat pada ruangan-ruangan dan pernak-pernik bangunan yang sebagian besar masih asli seperti saat pertama kali dibangun pada tahun 1895.

Dengan tiket seharga Rp 35.000, pengunjung dapat berkeliling dipandu oleh pemandu wisata yang akan menjelaskan sejarah tentang saudagar kaya Tjong A Fie sembari menikmati nuansa etnik pada bangunan, seperti yang terdapat pada kusen, lantai, juga perabot.

6. Gereja HKBP Sudirman

Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Sudirman menjadi salah satu bangunan bersejarah di Medan. Dibangun pada 1 Agustus 1912, gereja ini berada di Jalan Jendral Sudirman Nomor 17, dengan aliran Kristen Protestan. Bangunan gereja bergaya kolonial dengan strutur bangunan gereja di Eropa. Gereja ini menjadi salah satu ikon sejarah di Medan. 

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com