Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Cicipi Kuliner Toraja di Kafe Kopi Ini...

Kompas.com - 25/11/2017, 07:10 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rasa asin dan gurih bercampur pedas sambal katokkon begitu terasa ketika mencecap kuah hitam Tollo Pamarrasan. Potongan daging sapi, serai, daun bawang, dan cabe tersaji bersama di semangkuk. Sluuuurp... kuahnya membuat ketagihan!

Saat menggigit daging sapi, lunak adalah sensasi yang timbul. Bumbu-bumbu rempah yang digunakan seperti lada, kunyit, dan jahe bersatu padu dengan bumbu keluak yang dimasak bersama daging sapi.

(Baca juga : Kopi Toraja, Kopi Para Dewa)

Ah, rasanya tak mungkin berlama-lama berdiam diri memandang Tollo Pamarrasan. Satu demi satu daging sapi serta kuahnya meluncur masuk ke mulut hingga isi mangkuk sirna.

Tollo Pamarrasan adalah satu dari sekian banyak sajian kuliner Indonesia yang kaya akan bumbu rempah-rempah. Makanan dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan ini bagian dari khasanah kuliner tradisional yang patut dicoba.

Tollo Pamarrasan adalah satu dari sekian banyak sajian kuliner Indonesia yang kaya akan bumbu rempah-rempah. Makanan dari Tanah Toraja, Sulawesi Selatan ini bagian dari khasanah kuliner tradisional yang patut dicoba.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Tollo Pamarrasan adalah satu dari sekian banyak sajian kuliner Indonesia yang kaya akan bumbu rempah-rempah. Makanan dari Tanah Toraja, Sulawesi Selatan ini bagian dari khasanah kuliner tradisional yang patut dicoba.
"Pamarrasan itu adalah cara masaknya masyarakat Toraja dan bumbunya itu pakai keluak yang memang adanya di Toraja dan tak ada di tempat lain. Ada jenisnya itu pakai daging dan ikan. Kalau sudah memasak pakai bumbu hitam itu namanya pamarrasan," kata Pemilik Toraja Coffee House, Disyon kepada KompasTravel di Jakarta, Jumat (24/11/2017) sore.

Biasanya masakan pamarrasan ini disajikan pada upacara tradisional suku Toraja seperti upacara pemakaman dan upacara syukuran. Namun demikian, kata Disyon, pamarrasan adalah makanan sehari-hari masyakarta Toraja.

(Baca juga : Kolam Alam Limbong, Wisata Toraja yang Terlupakan)

"Keluak itu disebut juga pangi. Buah keluak itu diambil bagian dalamnya, digiling lalu dicampur dengan kuah, dicampur lagi ramuannya dengan jeruk, rempah-rempah, serai, jahe," tambahnya.

Pamarrasan di kampung halamannya biasa dimasak bersama belut, daging kerbau, dan ikan. Makanan berkuah hitam pekat ini biasa ditemukan di rumah-rumah masyarakat Toraja dari pagi hingga malam hari.

Bagian dalam ruangan Toraja Coffee House yang dihiasai mural rumah tradisional Toraja. KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Bagian dalam ruangan Toraja Coffee House yang dihiasai mural rumah tradisional Toraja.
"Di rumah makan itu banyak disajikan tapi tak ditawarkan secara eksplisit," jelasnya.

Kuliner khas Toraja ini bisa dinikmati di Toraja Coffee House. Beberapa kuliner khas Toraja lain seperti ayam saree juga menemani.

Disyon mengatakan ingin merekomendasikan makanan-makanan Toraja kepada para pelanggan Toraja Coffee House. Ia ingin mencoba mengenalkan makanan-makanan Toraja di tengah aneka sajian kopi Toraja.

(Baca juga : Lolai, Magnet Baru Wisata Toraja)

"Kami mau mengenalkan sebenarnya kopi torajanya tapi karena namanya Toraja Coffee House, kami mau menyediakan makanannya. Banyak orang yang ingin tahu makanan Toraja. Untuk Toraja sih sebenarnya sudah gak asing ya buat orang-orang. Orang tahu Toraja itu ada Rambu Solo. Lebih ke budayanya. Mereka juga tau kopi toraja juga enak. kita mau coba mengenalkan makanan-makanan Toraja," ujarnya.

Kuliner khas Toraja, ayam sarre di Toraja Coffee House, Jakarta.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Kuliner khas Toraja, ayam sarre di Toraja Coffee House, Jakarta.
Menurutnya, masyarakat di Jakarta bisa menerima makanan khas Toraja seperti pamarrasan dan ayam sarre. Ia menganggap makanan-makanan tersebut memiliki rasa yang universal.

"Beda sama kari. Ada yang suka, ada yang gak suka. Ketika saya coba ini makanan Toraja, hampir 100 persen menerima bahwa makanan Toraja itu enak. kalau kaya kuliner Padang itu rendang yang identik, kalau di Toraja, kami pamarrasannya," tambah Disyon.

(Baca juga : Apa Kabar Tradisi Baku Tendang Tana Toraja?)

Seporsi pamarrasan daging sapi atau ikan mas dijual dengan harga Rp 75.000 dan ditambah nasi. Bila ingin menambah sajian sambal katokkon cukup merogoh kocek seharga Rp 5.000.

Bagian dalam ruangan Toraja Coffee House yang dihiasai mural rumah tradisional Toraja. KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Bagian dalam ruangan Toraja Coffee House yang dihiasai mural rumah tradisional Toraja.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com