Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelajahi Warisan Leluhur Orang Manggarai di Flores

Kompas.com - 25/11/2017, 15:09 WIB
Markus Makur

Penulis

RUTENG, KOMPAS.com - Leluhur orang Manggarai di Flores, Nusa Tenggara Timur mewarisi kearifan lokal yang tak dapat dijumpai di tempat lain di dunia ini.

Leluhur orang Manggarai terkenal budayanya karena warisannya menggaet orang asing untuk melakukan penelitian tentang keajaiban alamnya, juga rumah adatnya yang berbahan alamiah.

Bahkan sebelum binatang Komodo menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia, alam dan budaya orang Manggarai sudah lebih dahulu dikenal secara luas oleh wisatawan asing maupun Nusantara.

(Baca juga : Mbaru Gendang Ruteng Puu, Kampung Adat Tertua di Flores Barat)

Warisan alam yang menggugah orang asing berkunjung ke kawasan Manggarai adalah sistem pembagian tanah yang berkeadilan. Bahkan, bentuknya yang unik menarik orang luar untuk menjelajahinya.

Warisan Lingko lodok tersebar di Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat. Leluhur orang Manggarai terinspirasi dengan keunikan yang dilakukan binatang laba-laba dalam membuat sarangnya.

Persawahan Lingko Lodok Rawang di Kampung Rawang, Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Persawahan Lingko Lodok Rawang di Kampung Rawang, Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Kalau kita amati cara laba-laba membuat sarangnya, seperti ada lem dalam air liurnya sehingga merekat dari satu daun ke daun lainnya serta dari satu dahan pohon ke dahan pohon lainnya. Bahkan, kita dapat jumpai dalam rumah masing-masing. Binatang ini juga menginspirasi pembuat film dunia dengan sebutan spider man (manusia laba-laba).

(Baca juga : Mempromosikan Persawahan Lingko Lodok Manggarai di Flores)

Leluhur orang Manggarai terinspirasi dengan kegiatan binatang ini sehingga mereka membangun rumah adat dengan bentuk seperti jaring laba-laba. Bahkan, saat pembagian tanah juga berbentuk jaring laba-laba.

Zaman purbakala, orang Manggarai menanam berbagai jenis tanaman di ladang, sebelum masuknya padi. Lahan kering juga dibagi dengan cara lingko lodok.

(Baca juga : Selain Komodo, Pink Beach di Flores Juga Memikat Wisatawan)

Lingko  dalam bahasa Manggarai adalah hamparan yang luas, sedangkan lodok adalah bagian terkecil di dalam lingko itu dengan sistem pembagian lahan untuk masing-masing warga komunal atau klan dalam berbagai suku.

Bukan hanya tanah saja yang berbentuk Lodok, kalau kita perhatikan dengan baik bagian dalam rumah adat orang Manggarai juga bagian luarnya berbentuk jaring laba-laba.

Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.
Rumah adat orang Manggarai yang berbentuk kerucut sangat menyatu dengan bentuk lingko lodok. Antara rumah adat dan lingko lodok tak terpisahkan maknanya. Ada satu kesatuan yang sangat menyatu antara rumah adat Mbaru gendang dengan lingko lodok.

Bahasa Manggarai dalam penyatuan itu adalah gendang one lingko peang (ada rumah adat di perkampungan juga ada lahan komuninal di luarnya).

Ritus-ritus adat orang Manggarai selalu berhubungan dengan alam, sehingga alam dan rumah adat tak terpisahkan dalam kehidupan orang Manggarai. Ritus-ritus lainnya berhubungan leluhur mereka dan Sang Pencipta Kehidupan (mori jari agu dedek).

Hasil penjelajahan KompasTravel selama ini, bahwa Kabupaten Manggarai dikenal dengan 1000 rumah adat Mbaru Gendang yang tersebar di kampung-kampung. Sayangnya, sebagian besar rumah adat itu beratap seng. Artinya originalnya rumah adat itu tidak lagi menjadi ciri khas Mbaru Gendang yang diwariskan leluhur orang Manggarai.

Memang masih dilaksanakan ritus-ritus adat di dalam rumah itu, tetapi nilai keaslian dari rumah itu perlahan-lahan pudar. Jika tidak direvitalisasi rumah adat kembali ke bentuk aslinya dengan atap ijuk maka perlahan-lahan identitas rumah adat orang Manggarai akan ditelan zaman.

Salah satu rumah adat Gendang di Bangka Tuke, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, Sabtu (23/4/2016).  KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Salah satu rumah adat Gendang di Bangka Tuke, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, Sabtu (23/4/2016).
Hasil penelusuran KompasTravel bahwa ada empat kampung tradisional yang masih utuh dan asli bentuk rumah adatnya yang terbuat dengan atak ijuk dari pohon Enau.

Keempat kampung tradisional itu adalah, pertama Kampung Tradisional Waerebo. Ada tujuh Mbaru Gendang atau Niang di kampung itu yang kin tersohor ke seluruh dunia dan diakui oleh lembaga PBB UNESCO.

Kampung tradisional ini terletak di Desa Waerebo, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai Flores, NTT.

Kampung adat yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut ini menjadi tujuan utama wisatawan asing dan Nusantara. Bahkan wisatawan sangat mengagumi keunikan bentuk rumah tradisional Flores juga alam dan manusianya.

Wisatawan asing di rumah adat Flores di Desa Jopu, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Selasa (2/6/2015).KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisatawan asing di rumah adat Flores di Desa Jopu, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Selasa (2/6/2015).
Kekaguman dari wisatawan adalah orang-orang Manggarai di Waerebo sangat setia tinggal di lembah yang jauh dari keramaian modern dan keriuhan teknologi. Mereka menjaga warisan leluhur dan alam semesta di tengah gencarnya perkembangan teknologi global.

Orang-orang Waerebo terus merawat warisan leluhurnya dan kini menjadi kampung unik yang terus dikunjungi wisatawan global. Orang-orang dari penjuru dunia selalu membeli paket perjalanan wisata budaya ke Kampung adat Waerebo.

Apalagi dengan kecanggihan teknologi dengan berbagai tema foto tentang kampung itu menambah daya tarik wisatawan untuk menjelajahi perkampung itu. Kampung tetap teduh di tengah riuhnya perkembangan teknologi global.

Sekarang ini akses ke kampung Waerebo sudah lumayan bagus. Belum lama ini tim jelajah sepeda Kompas mengunjungi dan menjelajahi keunikan alam di kampung tersebut.

Kampung adat Wae Rebo di Desa Satarlenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Minggu (12/6/2016). Meski semakin dikenal sebagai salah satu destinasi wisata internasional, warga adat Wae Rebo masih mempertahankan tradisi dan kearifan leluhur mereka.KOMPAS/RADITYA HELABUMI Kampung adat Wae Rebo di Desa Satarlenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Minggu (12/6/2016). Meski semakin dikenal sebagai salah satu destinasi wisata internasional, warga adat Wae Rebo masih mempertahankan tradisi dan kearifan leluhur mereka.
Jika wisatawan datang dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, maka berhenti di Kampung Pela, di sana ada papan dan baliho tentang Kampung Waerebo.

Dari kampung Pela, wisatawan menuju ke kampung Denge kemudian menuju ke pos pertama. Dari pos pertama wisatawan melakukan trekking menuju ke kampung tersebut.

Begitu juga dari arah Bajawa, Kabupaten Ngada, berhenti di Kampung Pela dan menuju ke Kampung Denge, meneruskan perjalanan ke pos pertama dan selanjutnya berjalan kaki ke kampung adat itu.

Kedua, kampung adat Todo. Kampung yang terletak di Kecamatan Satarmese Barat, Manggarai, Flores, NTT berdiri dua rumah adat yang beratapkan ijuk dari pohon enau.

Kampung adat Todo merupakan kampung pusat kerajaan Manggarai di zaman dulu. Banyak peninggalan-peninggalan kerajaan di kampung Todo yang perlu dijaga dengan baik. Banyak kisah tentang kehidupan kerajaan Todo di kampung itu.

Kampung Todo di Kecamatan Satar Mese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.KOMPAS/RADITYA HELABUMI Kampung Todo di Kecamatan Satar Mese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Dulu, ada sejumlah rumah adat Kampung Todo, namun, karena usia rumahnya sudah sangat tua sehingga rusak. Membutuhkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Manggarai untuk membangun kembali rumah adat itu sehingga identitas tempat tinggal raja Manggarai masih terpelihara dengan baik.

Ketiga, kampung Ruteng Puu. Mengapa disebut Ruteng Puu? Orang Manggarai menyebut pohon raksasa pohon beringin dengan sebutan “Hayu Ruteng”. Sedangkan pusat atau tempat tumbuhnya pohon itu disebut Puu. Orang Manggarai menyebut “Hayu Ruteng Puu”. Yang diterjemahkan tempat bertumbuhnya pohon beringin.

Konon diceritakan bahwa kampung Ruteng Puu merupakan kampung pertama di Manggarai sebelum lahirnya kampung-kampung lainnya. Kampung ini boleh dikatakan berada di Pusat Kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, karena lokasinya tak jauh dari Kota Ruteng.

Juga diceritakan bahwa kampung ini merupakan pusat pemerintah adat Ruteng dahulu kala sebelum ada pemerintah modern. Banyak bekas-bekas dan benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan administrasi pemerintah adat.

Anak-anak di Kampung adat Mbaru Gendang Ruteng Puu, Kecamatan Langke Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur salah satu kampung tertua di wilayah Flores Barat.
KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Anak-anak di Kampung adat Mbaru Gendang Ruteng Puu, Kecamatan Langke Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur salah satu kampung tertua di wilayah Flores Barat.
Salah satu bekas yang masih asli di kampung itu adalah tempat mengadili orang yang melakukan perbuatan melanggar adat.

Keempat, Kampung adat Bangka Tuke. Kampung ini berada tak jauh dari Kota Ruteng. Kampung ini baru direnovasi dengan bentuk asli dan beratap ijuk dari pohon Enau. Beberapa bulan lalu dilaksanakan ritual Congko Lokap (pembersihan kampung sebelum difungsikan secara komunal).

Rumah adat kampung ini merupakan revitalisasi ulang untuk kembali ke aslinya dengan beratapkan Ijuk. Ini akan memberikan contoh yang baik bagi kampung-kampung lainnya di Manggarai.

Warisan Lingko Lodok yang Terunik di Dunia

Ada begitu banyak warisan alam lingko lodok yang tersebar di kampung-kampung di Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat. Kali ini KompasTravel mencatat yang terdekat dari Pusat Kota Rute.

Persawahan Lingko Lodok Rawang di Kampung Rawang, Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Persawahan Lingko Lodok Rawang di Kampung Rawang, Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Pertama, hamparan persawahan raksasa Lingko Lodok ada di Meler, Desa Meler, Kecamatan Ruteng, Manggarai. Persawahan ini menjadi destinasi unggulan Pemkab Manggarai yang selalu dikunjungi wisatawan mancanegara dan Nusantara.  Hanya ada di tiga Kabupaten dari sembilan Kabupaten di Pulau Flores yang memiliki persawahan langka ini.

Kedua, persawahan Lingko Lodok Bangka Tuke. Sebelum memasuki perkampungan adat Bangka Tuke, kita disuguhkan keunikan persawahan Lingko Lodok yang berada di lereng kampung itu.

Pemkab Manggarai terus mempromosikan destinasi-destinasi unggulan di wilayah itu bekerjasama dengan biro perjalanan dan Komunitas Pencinta Ruteng, Manggarai.

Ketiga, persawahan Lingko Lodok Carep. Jika kita naik pesawat terbang dari arah Kupang dan Labuan Bajo, dari atas pesawat kita disuguhkan bentuk persawahan yang berbentuk laba-laba.

Ini semua warisan leluhur orang Manggarai yang tidak tergerus arus globalisasi dan teknologi canggih. Orang Manggarai terus merawat dan menjaga serta melestarikan warisan leluhur itu.

General Manager PT PLN NTT, Richard Safkaur menyisihkan waktunya untuk melihat keunikan persawahan Lingko Lodok di hamparan persawahan Cancar, Desa Meler, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Sabtu (16/11/2013) lalu. Dia sangat mengagumi keindahan persawahan yang langka di dunia ini. Kompas.com/Markus Makur General Manager PT PLN NTT, Richard Safkaur menyisihkan waktunya untuk melihat keunikan persawahan Lingko Lodok di hamparan persawahan Cancar, Desa Meler, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Sabtu (16/11/2013) lalu. Dia sangat mengagumi keindahan persawahan yang langka di dunia ini.
Bupati Manggarai, Deno Kamelus kepada KompasTravel belum lama ini mengatakan Pemkab Manggarai terus gencar mempromosikan destinasi-destinasi unggulan di wilayahnya. Melalui Dinas Pariwisata Manggarai terus mempublikasikan keunikan-keunikan yang ada di Kabupaten Manggarai, Flores.

“Saya berharap dukungan dari berbagai pihak untuk bersama pemerintah mempromosikan destinasi-destinasi unggulan di Manggarai, Flores," katanya.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com