Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panorama Elok Negeri Asal "The Last Samurai" di Kagoshima

Kompas.com - 27/11/2017, 20:35 WIB
Pascal S Bin Saju

Penulis

Menurut Huang, Nariakira membangun kompleks industri di Iso di pinggiran Kagoshima dan menamakannya ‘Shuseikan’.

“Setelah kematiannya, industri pabrik mesin dibangun lebih besar pada 1856, sesuai wasiat terakhirnya,” kata Huang lagi.

Rupanya semua cerita itu berhubungan erat dengan sejarah lahirnya taman bunga Sengan-en dan sebuah vila tua di dalam taman itu.

Dahulu, kawasan itu merupakan vila untuk penguasa klan Satsuma yang dibangun oleh penguasanya, Mitsuhisa Shimadzu, pada 1658. 

Dengan demikian, Sengan-en melekat pada keluarga Shimadzu, penguasa klan paling kaya dan berkuasa di Prefektur Kagoshima itu.

(Baca juga: Kyushu Famtrip, Rasa "Ayam Nanban" yang Membekas)

Keluarga Shimadzu memerintah wilayah Satsuma (sekarang Kagoshima) selama hampir 700 tahun sampai akhir abad feodal pada 1868. Namun, mereka juga membidani kelahiran zaman modern Jepang.

Taman Sengan-en sejak awal memang dibangun untuk “menghiasi” keberadaan vila warisan keluarga Shimadzu selama lebih dari 350 tahun.

Di dalam taman itu juga ada museum Shoko Shuseikan berusia 150 tahun. Semula museum ini adalah tempat pembuatan mesin, yang menjadi langkah pertama menuju industrialisasi Jepang modern saat ini.

Taman bersejarah Sengan-en melengkapi kesempurnaan sebuah vila penguasa klan Satsuma di masa lalu, sekarang wilayah kekuasaan klan Satsuma menjadi Prefektur Kagoshima, di Pulau Kyushu, Jepang. Kompas.com/Pascal S Bin Saju Taman bersejarah Sengan-en melengkapi kesempurnaan sebuah vila penguasa klan Satsuma di masa lalu, sekarang wilayah kekuasaan klan Satsuma menjadi Prefektur Kagoshima, di Pulau Kyushu, Jepang.
Kawasan ini menjadi indah memesona karena merupakan perpaduan lanskap alam dan lanskap kultur Jepang di sepanjang pantai utara kota Kagoshima, ibu kota Prefektur Kagoshima.

Salah satu fitur spektakuler Sengan-en ialah pemaduan pemandangan alam gunung api aktif Sakurajima dan Teluk Kagoshima yang teduh sehingga menjadikannya tempat terindah untuk dikunjungi di Kyushu.

“Meski selalu mengeluarkan asap sejak berabad-abad silam, tetapi gunung Sakurajima tenang dan tidak pernah berisik mengeluarkan letusan-letusan. Warga tetap nyaman di kaki gunung itu,” kata Huang.

Vila tua yang dibangun Mitsuhisa tetap berdiri walau telah mengalami beberapa perbaikan, tetapi tetap mempertahankan keasliannya. Di punggung vila ada gunung yang dirimbuni hutan alami.

Elizabeth Huang (kanan), Manajer Bisnis Luar Negeri Shimadzu Ltd, pengelola taman Sengan-en di Kagoshima, Kyushu, Jepang, sambil berbicara menawarkan sake kepada para tamunya. Di kirinya, seorang pelayan restoran di area taman itu, memberikan segelas sake untuk tamu lewat Huang.Kompas.com/Pascal S Bin Saju Elizabeth Huang (kanan), Manajer Bisnis Luar Negeri Shimadzu Ltd, pengelola taman Sengan-en di Kagoshima, Kyushu, Jepang, sambil berbicara menawarkan sake kepada para tamunya. Di kirinya, seorang pelayan restoran di area taman itu, memberikan segelas sake untuk tamu lewat Huang.
Kini taman Sengan-en yang dijuluki sebagai tempat dengan “panorama terindah” dan Shoko Shuseikan telah menjadi bagian Situs Warisan Dunia UNESCO bersama dengan lokasi bekas pabrik besi dan baja, pembuatan kapal, dan pertambangan batubara dari zaman Revolusi Industri Meiji.

Kawasan Sengan-en kini dikelola Shimadzu Ltd, tempat Huang bekerja. Huang mengatakan, Kagoshima dan khususnya Sengan-en merupakan cikal-bakal perjuangan klan samurai Satsuma, yang menginsporasi film The Last Samurai itu.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com