BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Tourism Western Australia

Jelajah Alam Liar Australia Barat, Padang Pasir, dan Beri Makan Wombat

Kompas.com - 05/12/2017, 13:27 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com – Tanah Australia sudah lama dikenal sebagai tempat yang kaya akan fauna endemiknya. Tak hanya itu, destinasi alam liarnya pun tersebar di seluruh penjuru benua, salah satunya di Australia Barat.

Negara bagian yang berjarak tidak jauh dari Indonesia ini punya beragam atraksi dan destinasi alam yang tak kalah menarik dibanding negara bagian lainnya, seperti The Pinnacles dan Caversham Wildlife Park.

Bagi wisatawan Indonesia, berkunjung ke Australia Barat pun terbilang mudah. Hal ini dikarenakan tersedianya penerbangan langsung dari Jakarta atau Denpasar menuju Perth dengan masa tempuh hanya 4,5 jam penerbangan.

Dari Perth, Anda bisa memulai petualangan dengan menyambangi Caversham Wildlife Park. Taman margasatwa yang terletak tak jauh dari pusat kota Perth ini merupakan destinasi wajib untuk memulai penjelajahan di Australia.

Terdapat lebih dari 2.000 binatang yang bisa Anda temui di Caversham Wildlife Park. Beberapa di antaranya hewan-hewan khas Australia, seperti kanguru, koala, walabi, wombat, quokka, dan aneka jenis burung.

Hal yang lebih istimewa adalah pengunjung tak hanya melihat secara langsung hewan-hewan tersebut, tetapi juga bisa berinteraksi dengan mereka, seperti memberi makan, berfoto bersama, bahkan menggendongnya.

Salah satu aktivitas yang paling diminati pengunjung adalah memberi makan kanguru dan koala. Pengunjung pun tidak perlu merogoh kocek karena makanan untuk mereka sudah disediakan oleh pengelola secara gratis.

Memberi makan kanguru di Caversham Wildlife Park, Perth, Australia.ARYA DARU PANGAYUNAN Memberi makan kanguru di Caversham Wildlife Park, Perth, Australia.

Pengunjung pun diperbolehkan mengambil gambar dengan kamera masing-masing tanpa dikenakan biaya tambahan.

Satu lagi aktivitas yang tak boleh dilewatkan adalah berfoto bersama wombat. Mungkin masih banyak orang yang masih belum familiar dengan binatang ini.

Dilansir Kompas.com, Minggu (11/9/2017), wombat merupakan binatang asli Australia yang masuk dalam keluarga mamalia pengerat.

Wombat, binatang khas Australia yang menggemaskan.iStockphoto/mlharing Wombat, binatang khas Australia yang menggemaskan.
Binatang yang memakan rumput-rumputan ini biasanya berwarna coklat atau abu-abu. Wajahnya yang menggemaskan dan kehadirannya yang jarang ditemui membuat banyak pengunjung pun penasaran ingin bertemu dan mengabadikan momen saat bersama mereka.

Gurun pasir misterius

Setelah puas bertemu dengan hewan-hewan khas Australia, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya, yakni The Pinnacles.

The Pinnacles merupakan hamparan padang pasir yang berlokasi di Taman Nasional Nambung. Bila ingin berkunjung, Anda bisa berkendara dari Perth menuju Cervantes (kota terdekat) dengan waktu tempuh hanya 3 jam perjalanan.

Perjalanan semakin tak terasa karena Anda akan melewati rute Indian Ocean Drive yang menyuguhkan pemandangan pinggir pantai.

Sesampainya di Cervantes, Anda bisa langsung menuju Taman Nasional Nambung yang hanya berjarak 20 kilometer dan bisa ditempuh dengan 20 menit berkendara.

Maka tibalah Anda di The Pinnacles, sebuah gurun pasir yang eksotis.

The Pinnacles di Perth, Australia.ARYA DARU PANGAYUNAN The Pinnacles di Perth, Australia.

Namun, tak hanya sebatas hamparan pasir yang tersedia, tetapi penampakan misterius pilar-pilar karang yang entah dari mana asalnya.

Seperti telah diwartakan Kompas.com, Sabtu (30/9/2017), pilar-pilar karang tersebut berdiri kokoh di sepanjang The Pinnacles. Hal inilah yang membuat gurun pasir tersebut kian diburu oleh para pelancong.

Tourism Western Australia melalui laman resminya menyebutkan bahwa pilar-pilar karang tersebut sudah ada sejak 25.000 sampai 30.000 tahun yang lalu.

Sampai saat ini, para pengunjung masih bisa melihat pilar batu karang tersebut dengan ribuan variasi bentuk dan ukuran. Mulai dari yang terkecil hingga yang menjulang tinggi, batuan-batuan ini semakin menambah keeksotisan The Pinnacles.

Batuan-batuan berukuran kecil yang menghiasi pemandangan di The Pinnacles, Taman Nasional Nambung, Australia Barat, Jumat (08/9/2017).KOMPAS.COM/Wienda Putri Novianty Batuan-batuan berukuran kecil yang menghiasi pemandangan di The Pinnacles, Taman Nasional Nambung, Australia Barat, Jumat (08/9/2017).

Bila beruntung, Anda pun bisa bertemu satwa liar seperti kanguru atau berbagai jenis burung yang berkeliaran di sekitar area padang pasir.

Andaikata Anda mengendarai mobil, maka tak perlu memarkir kendaraan karena taman nasional ini menyediakan jalur kendaraan yang memudahkan para pengunjung menikmati alam sambil berkendara.

Disediakan pula jalur trekking bagi Anda yang lebih memilih berjalan kaki untuk menyusuri area gurun. Tak perlu khawatir juga dengan fasilitas umum, seperti toilet, karena tersedia di sana, yakni di area pintu masuk area taman nasional.

Untuk biaya masuk menuju The Pinnacles, biaya yang dikenakan sebesar 11 dollar Australia atau sekitar Rp 116.500 per mobil. Istimewanya lagi, tiket yang Anda dapatkan bisa berlaku untuk mengunjungi taman nasional lainnya di Australia Barat secara cuma-cuma dalam kurun waktu 24 jam.

Trek mobil yang memudahkan pengunjung berkeliling di The Pinnacles, Taman Nasional Nambung, Australia Barat, Jumat (08/9/2017).KOMPAS.COM/Wienda Putri Novianty Trek mobil yang memudahkan pengunjung berkeliling di The Pinnacles, Taman Nasional Nambung, Australia Barat, Jumat (08/9/2017).

Maka sempurnalah perjalanan menjelajah alam liar di negara yang memiliki empat jenis musim ini.

Bila ingin bertualang ke destinasi lainnya, Australia Barat juga menawarkan berbagai hal lain, mulai dari seni, gaya hidup, hingga kuliner yang beragam.

Untuk informasi lebih lengkap, silakan berkunjung ke laman www.westernaustralia.com. Segera rancang perjalanan Anda, dan selamat bertualang #SuatuHaridiAustraliaBarat—Just Another Day in Western Australia!


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com