Usaha Keluarga
Bagi Yudi Sutiono (38), lempah kuning tidak hanya menjadi menu wajib keluarga, tapi juga menjadi lapangan usaha. Sebuah warung makan yang dibukanya di Jalan Muntok, Kelurahan Keramat Pangkal Pinang, menjadikan lempah kuning sebagai menu andalan.
“Kami menyajikan lempah kuning daun kedondong. Isinya bisa ikan atau daging sesuai pesanan pengunjung,” kata Yudi saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (9/12/2017).
Warung milik Yudi dibuka sejak lima tahun lalu. Pengunjung pun datang dari berbagai kalangan. Mulai dari wali kota, bupati hingga gubernur pernah singgah untuk mencicipi hidangan yang diberi tagline, “Lempah Kuning Sebenarnya”.
Resep masakan Lempah Kuning, kata Yudi berasal dari keluarga yang diwariskan secara turun temurun. Istrinya, Maria, juga ikut membantu memperkaya cita rasa, berbekal pengalamannya yang pernah bekerja sebagai juru masak restoran.
Warisan Budaya
Sejarawan Pangkal Pinang, Akhmad Elvian mengungkapkan, lempah kuning dipengaruhi kehidupan masyarakatnya. Secara umum di Kepulauan Bangka Belitung, dikenal dua tradisi, yakni tradisi darat (land based culture) dan tradisi laut (sea based culture).
“Ada penamaan lempah darat dan sayur darat. Tapi ketika diolah menjadi menu masakan, semuanya digabung termasuk bahan-bahan dari laut. Biasanya digunakan ikan-ikan karang,” papar Akhmad.
Masyarakat Kepulauan Bangka Belitung, menurut Akhmad, boleh berbangga karena pemerintah sejak 2014 telah mendaftarkan lempah kuning sebagai warisan budaya tak benda.
Sementara untuk martabak bangka, sambung Akhmad, memiliki kaitan erat dengan sejarah pertimahan. Ketika masa kekuasaan Sultan Palembang Mahmud Badaruddin 1 (1724-1757) dilakukan proses penambangan dengan mendatangkan orang-orang China dari Johor dan Vietnam.
Mereka yang didatangkan kala itu terbagi dalam dua suku, Hakka (kek) dan Hokkian (Hoklo). Dari suku Hokkian inilah kemudian berkembang aneka jenis makanan, salah satunya martabak yang dikenal dengan Hoklopan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.