Hanya saja, seluruh peralatan rumah tangga itu sudah tidak terpakai karena rumah itu sudah tidak ditempati. Belum dipastikan tentang penggunaan rumah itu untuk ke depannya.
"Belum tahu. Masih sedang dibicarakan. Tapi selama ini memang tidak ditempati," kata siswa di Kelas XI di SMA Katolik Santa Maria Kota Malang itu.
Akdemisi Arsitektur pada Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang yang juga sebagai Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang, Budi Fathony mengatakan, bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 220 meter persegi itu merupakan salah satu bangunan kuno di koridor Kayu Tangan yang masih bertahan dengan bentuk aslinya.
"Satu-satunya menurut saya yang masih bertahan. Masih satu yang tipologi hunian. Yang lain lagi masih kita petakan," katanya.
Budi mengatakan, arsitektur pada bangunan itu menunjukkan bahwa pemilik awal bangunan itu adalah seorang berkewarganegaraan Belanda. Sebab, bangunan itu memperlihatkan kepedulian pemiliknya terhadap adanya sirkulasi udara dengan jendela dan jarak ruangan yang cukup tinggi.
Pihaknya mengaku sedang bernegosiasi dengan keturunan pemilik rumah tersebut supaya bangunan itu bisa digunakan sebagai tempat museum bangunan kuno.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.